TFR Bali Capai 1,9, Perwakilan BKKBN Bali Kini Fokus Tingkatkan Kualitas Penduduk

Audiensi Perwakilan BKKBN Bali dengan Polda Bali. (Balinesia/jpd)

Denpasar, Balinesia.id - Total Fertility Rate (TFR) atau Angka Rata-rata Kelahiran Setiap Wanita Usia Subur di Provinsi Bali telah mencapai angka ideal. Oleh karena itu, Perwakilan BKKBN Bali kini memfokuskan diri untuk meningkatkan kualitas penduduk Bali.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, ketika melakukan audiensi ke Polda Bali, Selasa, 18 Januari 2022 mengatakan bahwa menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, TFR Bali tercatat sebesar 2,1. Sementara, data teranyar menurut Pendataan Keluarga 2021, TFR Bali mencapai 1,9.

Baca Juga:

"Secara kuantitas Bali sudah mencapai kondisi ideal, tantangannya sekarang adalah bagaimana mewujudkan penduduk yang berkualitas,” katanya.

Untuk mewujudkan keluarga berkualitas, kata dia, diperlukan perencanaan  melalui persiapan kehidupan berkeluarga dimulai dari remaja. Pola tersebut diharap dapat mewujudkan generasi emas tahun 2045.

"Remaja yang ada saat ini merupakan calon-calon orang tua yang akan menghasilkan generasi penerus di tahun 2045. Remaja ini harus disiapkan dari sekarang agar generasi yang dihasilkan berkualitas dan tidak stunting,” katanya.

Ia mengatakan stunting adalah kondisi gagal tumbul pada balita akibat kekurangan gizi kronis sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (dari dalam kandungan sampai usia 2 tahun) yang biasanya ditandai dengan tubuhnya lebih pendek dari standar usianya dan tingkat kecerdasannya kurang.

Stunting dapat dicegah melalui pola asuh dan pemberian asupan gizi dari sejak remaja, sehingga risiko memiliki anak stunting dapat dikurangi. Masalah stunting memerlukan konvergensi lintas sektor terkait untuk mengintervensi sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Saat ini BKKBN RI juga telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) di setiap desa yang akan mendampingi keluarga-keluarga berusiko stunting, seperti calon pengantin, pasangan usia subur (PUS) hamil, dan keluarga yang mempunyai anak balita.

Baca Juga:

“Untuk itu kami mohon dukungan dari jajaran Polda Bali sampai ke level desa melalui Babinkamtibmas untuk ikut bersama-sama dalam percepetan penurunan stunting,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, Wakapolda Bali, Brigjen. Pol. Drs. I Ketut Suardana, M.Si.  menyambut baik kehadiran dan program-program yang disampaikan oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali. Dalam waktu dekat pihaknya akan mengagendakan membuat sosialisasi tentang pencegahan stunting melalui webinar kepada anggota Bhayangkari dan juga anggota Polri yang akan memasuki hidup berkeluarga. “Kami siap mendukung kita mulai dari anggota kita sendiri,” katanya.

Pihaknya juga mengatakan anggota kepolisian telah menerapkan pemeriksaan kesehatan bagi anggota Polri dan pasangannya yang akan merencanakan pernikahan. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories