Fantastis, Nilai Ekspor Indonesia ke China Tembus Rp616,3 Triliun

Ekspor RI ke China Melonjak 59,7 Persen Tembus Rp616,3 Triliun . Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Beijing- Balinesia.id  Aktivitas ekspor Indonesia ke China mencatat nilai fantastis pada pada periode Januari-September 2021 mencapai hingga US$42,8 miliar atau setara Rp616,3 triliun

Meski masa pandemi, namun total nilai ekspor Indonesia ke China pada periode Januari-September 2021 itu melonjak 59,7% year-on-year (yoy) sebesar Rp616,3 triliun (asumsi kurs Rp14.400 per dolar AS).

Saat bersamaan, nilai impor Indonesia dari China juga tak kalah fantastisnya mencapai US$42,5 miliar setara Rp612 triliun dengan kenaikan 46,5% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Hal itu terungkap saat Dubes RI untuk China dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing China, menggelar media gathering bertema ‘Updates from Indonesia’ sebagai wadah dialog bersama media lokal RRT.

Kegiatan Media gathering bertujuan menginformasikan berbagai perkembangan di Tanah Air termasuk isu-isu strategis yang telah berkembang antara Indonesia dan China.

Djauhari menyampaikan apresiasi kepada seluruh media lokal Tiongkok yang telah memfasilitasi promosi Indonesia melalui platform media yang tersebar di seluruh Negeri Tirai Bambu.

Ditegaskan Dubes Djauhari, kepemimpinan Presidensi G20 Indonesia yang dimulai 1 Desember 2021 mengusung tema ‘Recover Together, Recover Stronger’. Menurutnya, tema ini relevan dalam merefleksikan dinamika global saat ini dalam pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

Selain itu, tema ini juga bermakna bahwa upaya bersama memerangi pandemi harus bersifat inklusif, berfokus pada komunitas, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Performa nilai perdagangan Indonesia-China yang menarik karena per periode Januari-September 2021 angka perdagangan mencapai US$85,3 miliar setara Rp1.228 triliun.

Nilai ekspor Indonesia ke China terbilang tinggi di angka US$42,8 miliar dengan pertumbuhan 59,7% dibandingkan dengan total ekspor Indonesia ke RRT di tahun 2020. Total nilai impor Indonesia pada tahun 2021 di angka US$42,5 miliar juga naik 46,5% dibanding tahun lalu.

 

Kerja Sama Bilateral dan Multilateral

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menerima kunjungan dari Menteri Luar Negeri China, Wang Yi pada Selasa, 12 Januari 2021 di Parapat, Sumatra Utara. / Dok. Kemenko Marves

Kerja Sama Bilateral dan Multilateral

Dibahas juga potensi kerja sama di sektor ekonomi digital Indonesia dan China perlu ditingkatkan karena Indonesia menargetkan 12% keseluruhan PDB dari sektor tersebut pada tahun 2025. Di bidang investasi disampaikan pula mengenai sinergi Global Maritime Fulcrum dan Belt and Road Initiative pada empat koridor ekonomi, yaitu:  Economic and Business Hub for ASEAN (Sumatra Utara), Energy and Miniral Hub (Kalimantan Utara), Hightech and Creative Economny Hub (Bali) dan Pacific Rim Economy Hub (Sulawesi Utara).

Kerja sama proyek-proyek non koridor ekonomi seperti kereta cepat Jakarta-Bandung dan Two Countries Twin Parks diharapkan dapat diaktualisasi di akhir tahun 2022.

Disampaikan juga Dubes Djauhari,perkembangan program vaksinasi yang telah mencapai tingkat 70% dari jumlah penduduk. Selain itu, guna mengakselerasi program vaksinasi, BPOM telah menerbitkan Emergency Use Authorization untuk 11 tipe vaksin yaitu CoronaVac (Sinovac), Bio Farma COVID-19, AstraZeneca, Sinopharm, Bio Farma-Moderna, Comirnaty (Pfizer-BioNTech), Sputnik-V, Janssen COVID-19, Convidecia, Zifivax, dan COVOVAX COVID-19 dari Serum Institute of India Pvt. Ltd., India.

Indonesia sendiri telah mengembangkan vaksin Merah Putih menggunakan teknologi vaksin inaktivasi untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Kemudian, sektor pendidikan juga berperan penting dalam penguatan people-to-people antara Indonesia dan China. Per tahun 2020, terdaftar 15,670 mahasiswa melaksanakan studi di China. Namun demikian, banyak dari mereka terpaksa kembali ke Indonesia karena pandemi dan terpaksa melaksanakan studi secara online. Dubes berharap agar mahasiswa Indonesia dapat segera melanjutkan kembali studinya di China secara offline.

Pihaknya mempromosikan pembukaan Bali untuk wisatawan mancanegara dengan aturan kesehatan yang telah berlaku sejak 14 Oktober 2021 sesuai prinsip Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE). Harapannya, dengan membuka Bali bagi 19 negara termasuk China melalui penerbangan internasional ke Bali dan Riau, dapat menggairahkan kembali sektor ekonomi pariwisata.

Pada konteks hubungan ASEAN-China, Dubes Djauhari sampaikan bahwa ASEAN telah mencapai konsensus untuk meningkatkan hubungan dengan RRT ke tingkat Comprehensive Strategic Partnership dalam dokumen ASEAN-China Strategic Partnership Vision 2030 guna mendukung implementasi Rencana Aksi ASEAN-China Strategic Partnership for Peace and Prosperity (2021-2025).

Harapannya, peningkatan hubungan ini dapat meningkatkan kepercayaan strategis dalam upaya kerja sama yang saling menguntungkan demi stabilitas di kawasan

"Indonesia dan China telah memberikan contoh positif bahwa kerja sama dan saling mendukung satu sama lain pada saat sulit akan membawa hasil positif bagi kedua negara, tegas Dubes Djauhari.

Pada kesempatan sama, diumumkan penandatanganan MOU dan LOI pasca-Trade Expo Indonesia antara perusahaan Indonesia dan China dengan nilai total mencapai US$1,6 miliar. Oleh karena itu, Dubes Djauhari mengajak insan media untuk terus mengelola hubungan baik kedua negara melalui pemberitaan yang akurat, faktual dan positif agar kerjasama kedua negara dapat mencapai potensi maksimal. (roh) *** 

Tulisan ini telah tayang di jogjaaja.com oleh Ties pada 05 Dec 2021 

Bagikan

Related Stories