Bertemu PM Australia, Presiden Jokowi Singgung Ancaman Krisis Komoditas Pangan

Selasa, 07 Juni 2022 08:48 WIB

Penulis:Rohmat

Editor:Rohmat

IMG-20220606-WA0196_compress38.jpg
Presiden Jokowi bertemu Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat (Biro Pers Setpres)

Bogor, Balinesia.id - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan pentingnya memperkuat ketahanan pangan di tengah situasi dunia yang sangat sulit, utamanya dalam ancaman krisis komoditas pangan.

Hal itu disampaikannya saat bertemu saat pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese dalam kunjungan resminya ke Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Senin, 6 Juni 2022.

Untuk itu, Presiden Jokowi meminta agar Nota Kesepahaman atau MoU tentang pertanian antara kedua negara segera bisa  diimplementasikan.

"Kita bahas upaya menjaga keberlanjutan rantai pasok pangan termasuk gandum di tengah situasi dunia yang sangat sulit ini," tandas mantam Wali Kota Solo itu.

Lanjut dia, Kerja sama peningkatan kapasitas di bidang dan rantai pasok penting untuk diperkuat

Untuk itu, Kepala Negara menyambut baik inisiatif PM Albanese terkait sejumlah upaya kerja sama dalam bidang energi dan perubahan iklim.

Presiden menyebut, penguatan kerja sama dalam kedua bidang tersebut sangat penting untuk dilakukan.

"Saya juga menyambut baik komitmen investasi Fortescue Metals Group (FMG) di bidang hidropower dan geotermal senilai USD10 miliar dan SunCable di bidang energi senilai USD1,5 miliar," ujar Kepala Negara.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia dan Vanuatu Siswo Pramono, serta Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Abdul Kadir Jailani.

Sedangkan PM Albanese didampingi Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong, Menteri Perdagangan Australia Don Farrell, Menteri Industri dan Sains Australia Ed Husic, Anggota Parlemen Luke Gosling, dan Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams. ***