Baliview
Mapala WD Unud Konservasi Terumbu Karang di Amed
Karangasem, Balinesia.id – Mahasiswa Pecinta Alam Wanaprastha Dharma Universitas Udayana (WD Unud) bekerja sama dengan Amed Dive Center dan Bali Diving School, serta didukung PT Biofarma aktif melakukan aksi konservasi terumbu karang di Desa Amed, karangasem. Kegiatan tersebut telah dilakukan sejak awal Januari 2022
Ketua Mapala WD, I Putu Jovinda Wisanaya saat ditemui Balinesi.id, Sabtu, 4 Juni 2022 mengatakan pemilihan lokasi konservasi di Desa Amed karena desa tersebut merupakan lokasi penyelaman makro yang menjadi daya tarik wisata domestik maupun manca negara, khususnya wisata menyelam.
“Terumbu karang sangat berpengaruh bagi keberlangsungan kehidupan, antara lain mencegah erosi pantai, pemecah ombak, mengurangi pemanasan global, sumber keanekaragaman genetik dan spesies biota laut, ekosistem yang kompleks bagi biota laut, tempat penelitian, dan dapat menjadi daya tarik pada wisata selam,” kata dia.
Baca Juga:
- https://balinesia.id/read/forbes-ungkap-tujuh-perusahaan-nasional-yang-mampu-mendongkrak-kinerja
- https://balinesia.id/read/lalu-lintas-pesawat-udara-di-bali-pada-april-2022-naik-136-persen
- https://balinesia.id/read/jelang-galungan-harga-canang-sari-meningkat
Kegiatan pelestarian itu dilakukan pihaknya dengan proses yang terukur. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan survei lokasi untuk meletakkan struktur dome. “Lokasi akhirnya ditentukan dengan kedalaman 6-7 meter. Dome dibuat sendiri dengan jumlah 12 dome berdiameter 2 meter menggunakan struktur besi. Setelah pembuatan selesai, tim mencari coral yang akan ditransplant pada struktur,” kata dia.
Coral-coral yang didapatkan untuk aksi konservasi itu diakui ada yang didapat dari CV. Bali International Coral dan ada pula yang mencari langsung di sekitar Pantai Amed.
Setelah dome terpasang, Jovinda dan rekan-rekannya juga melakukan monitoring berkala setiap dua minggu sekali dengan target enam kali monitoring.
“Monitoring dilakukan guna untuk mengecek kondisi terbaru, mengukur pertumbuhan terumbu karang, membersihkan dome dan terumbu karang, serta pendataan jumlah terumbu karang yang hidup, bleaching, dan mati guna untuk evaluasi monitoring selanjutnya,” katanya.
Jovinda berharap aksi konservasi yang mereka lakukan dapat melestarikan terumbu karang, sehingga dapat menjadi ekosistem baru bagi biota laut.
“Biota laut akan bertambah pada kedalaman 6-7 meter sehingga populasi biota menjadi tersebar serta dapat bermanfaat untuk lokasi penelitian atau daya tarik wisata fotografi bawah laut pada biota makro,” katanya. oka/jpd