Riset dan SDM Unggul Penentu Keberhasilan Pembangunan KP Berkelanjutan

Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP) menyelenggarakan Ekspos Hasil Riset BBRP2BKP tahun 2021, bertajuk “Inovasi Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi untuk Pembangunan Kelautan dan Perikanan Berkelanjutan”, Rabu 28 Desember 2021. (KKP)

Jakarta, Balinesia.id - Riset, inovasi, dan sumber daya manusia yang unggul menjadi penentu keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan di Indonesia.

Dalam kerangka itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan  (KKP) sebagaimana digaungkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) sebagai Eselon I KKP terkait, memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan SDM dan riset yang inovatif untuk pembangunan nasional.

Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP) menyelenggarakan Ekspos Hasil Riset BBRP2BKP tahun 2021, bertajuk “Inovasi Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi untuk Pembangunan Kelautan dan Perikanan Berkelanjutan”, Rabu 28 Desember 2021.

Plt. Kepala BRSDM, Kusdiantoro mengungkapkan, BRSDM berkomitmen penuh mendukung program prioritas KKP melalui pengembangan dan penguatan kapasitas riset. Output riset yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi bahan penyusunan dan pengambilan kebijakan oleh direktorat teknis yang merupakan stakeholder BRSDM.

Pada bidang pascapanen dan bioteknologi kelautan perikanan, hasil riset berupa rekomendasi atau policy brief telah banyak disampaikan kepada pengambil kebijakan dalam bentuk rancangan SNI (RSNI).

"Seperti ikan fermentasi, teh rumput laut, metode uji formaldehida untuk mengetahui apakah terdapat kandungan formalin pada produk perikanan, metoda uji gel bloom, dan lainnya,” terang Kusdiantoro.

Terlaksananya pemanfaatan hasil riset, pihaknya pun berharap adrenalin para peneliti dapat semakin terpacu untuk menghasilkan riset kelautan dan perikanan yang bermanfaat dalam implementasi ekonomi biru yang mengedepankan prinsip ekologi dan penguatan aspek ekonomi.

Kusdiantoro juga mendorong agar riset yang dihasilkan dapat tersampaikan dan dikomunikasikan kepada lembaga terkait maupun stakeholders untuk mendorong percepatan pemanfaatan hasil riset, sehingga tidak hanya tertuang dalam publikasi ilmiah semata. 
Turut diserahkan Output Hasil Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 2021, sebanyak 6 teknologi dan 6 rekomendasi kepada Eselon I KKP, yakni  Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) dan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM).

Dari teknologi dan rekomendasi yang diserahkan, tiga di antaranya mendorong peningkatan nilai tambah produk yaitu teknologi produksi bijih bioplastik dan oligosakarida untuk aplikasi pangan dan kesehatan dari agar; teknologi pembekuan udang yang memenuhi persyaratan internasional; dan teknologi produksi hidrolisat protein ikan dari jenis ikan dengan nilai ekonomi rendah.

Dua buah teknologi lainnya merupakan implementasi dari teknik produksi bersih melalui pemanfaatan hasil samping perikanan yaitu teknologi produksi minyak ikan dari hasil samping filet patin dan pupuk hayati dari hasil samping rumput laut.

BBRP2BKP juga telah menghasilkan enam buah rekomendasi yang diharapkan dapat berkontribusi pada pengendalian dan pembinaan mutu produk kelautan dan perikanan yang meliputi rekomendasi metode uji kandungan formalin, mikroba, mikroplastik; pemanfaatan ikan dengan nilai ekonomi rendah untuk surimi; perhitungan susut hasil produk perikanan dan perancangan SNI untuk produk agar.

“Komunikasi riset menjadi faktor penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan dan program pemerintah. Kegiatan Ekspos Hasil Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan tahun 2021 merupakan inisiasi yang baik dalam mengomunikasikan hasil riset kepada ditjen teknis sebagai pengambil kebijakan di KKP.

Acara ini kita dedikasikan kepada KKP khususnya Eselon I, agar dapat langsung memanfaatkan teknologi hasil riset BRSDM. Sehingga apa yg dihasilkan tidak hanya sampai di bawah meja tetapi bermanfaat dalam membuat rumusan kebijakan, regulasi, atau pengembangan teknologi,” Kusdiantoro menambahkan. (roh) ***


Related Stories