Meski Merugi, Petani Ikan Danau Batur Tetap Jaga Ekosistem Danau

Evakuasi bangkai ikan di Danau Batur pascasemburan belerang pekan lalu. (Balinesia.id)

Bangli, Balinesia.id - Kesadaran menjaga keberlangsungan ekosistem danau ditunjukkan oleh para petani ikan di kawasan Danau Batur pascasemburan belerang belum lama ini. Mereka secara sadar melakukan evakuasi bangkai ikan ke darat agar tak mencemari danau.

Semburan belerang yang terjadi selama beberapa hari sejak Rabu (14/7/2021) dini hari memang dinyatakan sebagai yang terparah selama beberapa kali belerang menyembur di danau vulkanik di Bali itu. Akibat semburan belerang, setidaknya ada sekitar 23 ton ikan mati. Sebagian di antaranya adalah ikan-ikan yang dibudidayakan masyarakat setempat menggunakan metode keramba jaring apung (KJA).

Musibah itu praktis merugikan petani ikan hingga ratusan juta, apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19, ketika ekonomi benar-benar sulit. Akan tetapi, mereka masih berpikir logis untuk menjaga kelangsungan ekosistem danau.

Salah satu kelompok petani ikan yang mengaku mengalami kerugian hingga ratusan juta adalah Kelompok Tani Ikan Sari Mina Jati, sebuah kelompok yang berada di Banjar Toya Bungkah, Desa Batur, Kintamani. Kelompok ini menggunakan metode KJA dalam membudidayakan ikan, dan akibat semburan belerang, mereka mengaku merugi hampir ratusan juta rupiah.

"Hitung-hitungan kami, akibat musibah ini kami rugi  di atas Rp 175 juta. Itu hitungan kelompok, belum lagi yang dikelola pribadi. Rata-rata per petak rugi hingga Rp 5,6 juta dengan estimasi sepetak hasilkan 200 kg ikan," tutur Ketua KTI Sari Mina Jati, Guru Nyoman Waji, kepada Balinesia.id belum lama ini.

Meski merugi cukup besar, pihaknya tidak mau mengambil jalan praktis dengan menenggelamkan bangkai ikan ke danau. Dengan dibantu Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (PKP) Kabupaten Bangli, ikan yang mati langsung dievakuasi ke darat.

Bagi mereka, semburan belerang yang seakan telah jadi siklus tahunan sulit dihindari. Oleh karenanya, mereka hanya menganggap itu sebagai musibah, risiko pekerjaan. "Boleh dikatakan ini siklus tahunan, kita hanya bisa waspada saja. Tapi, jika sudah terjadi, kita harap ada kesadaran bersama dari seluruh petani ikan. Mohon agar tidak membuang bangkai ikan di danau, demi kelestarian dan menjaga kondisi air dari pencemaran bangkai ikan. Kami sudah evakuasi semua bangkai ke darat. Bisa ditanam atau dimanfaatkan sebagi pupuk," katanya.

Pihaknya menyadari, jika ikan-ikan didiamkan atau ditenggelamkan di danau, hal itu justru akan membuat kerugian semakin besar. Bangkai ikan dapat membuat kualitas air danau menurun.

Lebih jauh, pihaknya menyinggung soal metode pemeliharaan ikan dengan metode KJA memang paling dominan dilakukan masyarakat sekitar Danau Batur. Meski saat ini ada metode bioflok yang konon lebih ramah lingkungan, metode itu dinilai secara ekonomi tidak begitu menguntungkan.

"Kami sempat mencoba menggunakan metode ini, tapi hasilnya masih jauh dibanding KJA. Pakan bisa habis dua kali lipat. Itu pun tidak menggaransi selamat sampai panen," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya menilai dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan danau, kesadaran petani ikan sangatlah dibutuhkan. "Langkah antisipasinya agar memperkecil kerusakan lingkungan misalnya dengan  menggunakan pakan mengapung, sehingga sisa makanan tidak tenggelam ke dasar danau," pungkasnya.

 

https://balinesia.id/read/belerang-menyembur-danau-batur-berubah-warna

https://balinesia.id/read/wakil-dprd-bangli-sarankan-petani-ikan-danau-batur-kembangkan-bioflok

https://balinesia.id/read/sekitar-5-ton-ikan-mati-pascasemburan-belerang-di-danau-batur

https://balinesia.id/read/ekologisme-batur-bentuk-pasihan-batur-selain-jejaring-air

 

Kepala Dinas PKP Bangli, Wayan Sarma, mengkonfirmasi, dalam semburan belerang pekan lalu, pihaknya memang telah mengevakuasi sekitar 23 ton bangkai ikan. Adapun sebanyak 20 ton ikan telah dibawa ke kebun salah seorang petani di Pengotan Bangli, bernama I Wayan Nyarka. Bangkai ikan tersebut selanjutnya akan diolah menjadi pupuk.

"Bangkai ikan juga atas kesadaran pemilik keramba telah dikubur di lahannya masing-masing, sedangkan yang dibawa ke Pengotan akan diolah sebagai pupuk sekitar 20 ton," katanya.

Sementara itu, terkait dengan perkembangan semburan belerang, ia mengatakan saat ini semburan telah berakhir. "Terakhir terjadi di sekitar Banjar Yeh Panes di sebelah Timur Kantor Desa Songan B. Evakuasi kita turun dengan satu armada dum truk," ucapnya. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories