IPCC: Perubahan Iklim Berkontribusi terhadap Krisis Kemanusian

TikTok berkolaborasi IRFC meluncurkan tantangan #ForClimate

Jenewa, Balinesia.id  – Laporan diluncurkan Panel Antar Pemerintah Tentang Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change - IPCC) untuk pertama kalinya menyatakan bagaimana perubahan iklim turut berkontribusi pada krisis kemanusian.

Untuk itu, Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) mengimbau untuk aksi lokal dan pengalokasian pendanaan kepada masyarakat yang rentan dalam menghadapi dampak kemanusian terkait krisis iklim yang dikonfirmasi pada laporan yang diluncurkan oleh ilmuwan akibat perubahan iklim.

Tidak hanya itu, iklim dan cuaca ekstrem mendorong terjadinya peningkatan perpindahan penduduk di berbagai wilayah dunia.

Jagan Chapagain, Sekretaris Jenderal IFRC mengungkapkan, laporan IPCC ini telah mengkonfirmasi yang telah dilihat oleh IFRC beserta 192 Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah selama ini: Perubahan iklim telah berdampak kepada kehidupan miliaran kehidupan jiwa, khususnya di bagian dunia dengan tingkat kemiskinan tertinggi.

"Respon global terhadap COVID-19 telah membuktikan bahwa pemerintah dapat mengambil sikap sigap dan drastis di tengah ancaman global," tuturnya dalam keterangan tertulis Jumat (8/4/2022).

Manusia membutuhkan energi dan aksi bersama dalam melawan perubahan iklim sekarang juga dan harus menjangkau komunitas yang rentan terhadap dampak iklim.

Sehingga dapat memberdayakan mereka dengan pembiayaan dan hal untuk mengantisipasi dan mengelola risiko,” ujar Jagan Chapagain.

Laporan diprakarsai lebih dari 200 ahli iklim menekankan bagaimana jaringan IFRC berupaya dalam menghadapi perubahan iklim melalui aktor lokal.

Dalam laporan ini, mengkonfirmasi dampak perubahan iklim memperburuk ketidaksetaraan sosial dan ekonomi sehingga meningkatkan upaya dalam proses pengembangan khususnya di daerah rawan seperti area pesisir, kepualauan kecil, gurun pasir, pegunungan, dan kutub.

“Laporan ini merupakan lampu merah bagi kita semua. Informasi yang dikemukakan di sini menunjukkan ketegasan bahwa upaya global dalam menyongsong keberlangsungan hidup di masa mendatang semakin kecil. Kekhawatiran kita di masa lalu sekarang ada di depan mata dengan tingkat yang sangat cepat.

Kita masih belum terlambat. Masih ada upaya untuk dapat mengurangi emisi agar terhindar dari skenario terburuk. Berbagai solusi seperti meningkatkan kapasitas peringatan dini dan jaring pengaman sosial juga memberikan nilai tambah.

Jika kita tingkatkan ambisi untuk beradaptasi terhadap risiko yang akan terjadi dengan memprioritaskan masyarakat yang rentan, maka kita bisa menghindari konsekuensi terburuk,” ujar Koordinator dan Ketua Penulis dari Laporan dan Direktor Red Cross Red Crescent Climate Centre Maarten van Allst. ***


Related Stories