Hasil Survei, Indonesia Negara Pengadopsi Kripto Tertinggi di Dunia

Ilustrasi Mata Uang Kripto / Pixabay.com

(Pixabay.com)

Jakarta, Balinesia.id - Indonesia menjadi negara yang memimpin adopsi aset kripto di dunia sebagainana hasil hasil survei bursa uang kripto Gemini yang berbasis di New York, Amerika Serikat.

Dari hasil survei menyebutkan, Indonesia menjadi negara pengadopsi kripto tertinggi dengan 41% responden survei melaporkan kepemilikan aset digital.

Dikutip dari Finews.Asia, dalam survei yang dilakukan sejak November 2021 hingga Februari 2022 dengan 30 ribu responden dari 20 negara.

Indonesia tercatat sebagai pemimpin adopsi kripto bersama Brazil dengan persentase kepemilikan aset kripto yang sama dengan Indonesia, yaitu di angka 41%.

Sebanyak 64% dari responden mengatakan bahwa kepemilikan aset kripto mereka berhubungan dengan upaya perlindungan dari inflasi. Mereka sepakat bahwa mata uang kripto dapat menjadi pelindung dari tekanan inflasi yang terjadi.

Bahkan, para responden yang saat ini tidak memiliki mata uang kripto pun berkemungkinan untuk merencanakan pembelian cryptocurrency sebagai perlindungan inflasi seandainya mereka tinggal di negara-negara yang telah mengalami devaluasi mata uang terhadap dollar AS.

Terungkap data juga, hampir setengah dari semua pemilik aset kripto di tingkat dunia membeli mata uang digital untuk pertama kalinya pada tahun 2021 hingga tahun itu bisa dikatakan sebagai momentum yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan adopsi kripto di skala global.

Sementara di pihak lain, responden dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris justru relatif tertinggal dari Indonesia dalam kaitannya dengan adopsi kripto, yakni masing-masingnya hanya 20% dan 18%.

Tambahan informasi, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) pun mencatat pertumbuhan kepemilikan aset kripto yang cukup signifikan di Indonesia.

Plt Kepala Bappebti Indrasari Wisnu Wardhana mengatakan, per Februari 2022, transaksi aset kripto di Indonesia sudah mencapai Rp83,8 triliun dengan 12,4 juta investor. ***
 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 06 Apr 2022 


Related Stories