242 Cakep Lontar Masyarakat Berhasil Teridentifikasi Selama Festival Konservasi Lontar BBB V Bergulir

Festival Konservasi Lontar di Karangasem yang dilaksanakan pada pertengahan Februari 2023. (Balinesia.id/IST)

Denpasar, Balinesia.id – Sebanyak 242 cakep lontar berhasil diidentifikasi selama pelaksanaan Festival Konservasi Lontar Bulan Bahasa Bali (BBB) ke-5 di kabupaten/kota yang berlangsung selama sebulan penuh.

Berdasarkan data yang dihimpun, Tim Dinas Kebudayaan Provinsi Bali yang disokong Penyuluh Bahasa Bali telah mengkonservasi 279 cakep lontar. Hanya saja, lontar yang berhasil diidentifikasi oleh tim hanya sejumlah 242 cakep, sedangkan 37 cakep lainnya tidak teridentifikasi akibat kondisinya yang rusak. 

Jika ditinjau dari sebaran kabupaten/kota, maka Kota Denpasar menyumbang sebaran naskah lontar terbanyak, baik yang menjadi objek konservasi maupun yang berhasil diidentifikasi. Sebagaimana sebelumnya diberitakan, tim konservasi di Kota Denpasar berhasil mengkonservasi 86 cakep lontar dan 100 persen bisa diidentifikasi.

Baca Juga:

Posisi kedua terbanyak dalam upaya konservasi diduduki oleh Kabupaten Badung yang berhasil mengkonservasi 52 cakep lontar dan 100 persen berhasil diidentifikasi.

Baca Juga:

Selanjutnya, di Kabupaten Gianyar tim mengkonservasi 40 cakep lontar, namun 10 cakep di antaranya tidak berhasil diidentifikasi. Tim hanya mampu mengidentifikasi 30 cakep lontar.

Baca Juga:

Hal serupa juga teramati pada pelaksanaan konservasi di Kabupaten Karangasem. Konservasi lontar yang dilakukan di Desa Kesimpar, Kecamatan Abang itu mengkonservasi 29 naskah lontar, sayangnya 20 cakep ditemukan dalam kondisi rusak sehingga praktis hanya 9 naskah yang bisa diidentifikasi.

Baca Juga

Di Kabupaten Jembrana, tim konservasi Dinas Kebudayaan Bali yang menyasar koleksi Griya Agung Pasek Pergung menemukan 24 naskah lontar koleksi griya. Sebanyak 20 lontar milik griya berhasil diidentifikasi, sementara sisanya tidak bisa diidentifikasi oleh tim Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

Baca Juga:

Festival Konservasi Lontar di Kabupaten Bangli dan Tabanan masing-masing mengkonservasi 15 cakep lontar. Lontar yang berhasil diidentifikasi di dua kabupaten ini pun sama, yakni masing-masing sebanyak 14 cakep. Adapun di Kabupaten Bangli pelaksanaan konservasi lontar dilakukan di Desa Buahan, Kintamani, sedangkan di Tabanan dilakukan di Banjar Kuwum Mambal, Desa Kuwum, Marga.

Baca Juga:

Sementara itu, di Bumi Denbukit, Buleleng, tim konservasi lontar mengkonservasi 12 cakep lontar dan 100 persen dari lontar tersebut dapat diidentifikasi. Terakhir, di Kabupaten Klungkung, Festival Konservasi Lontar yang dilakukan di salah satu warga di Desa Bakas menemukan 6 lontar dan satu cakep ditemukan rusak sehingga tidak bisa diidentifikasi.

Baca Juga:

Setelah BBB ke-5 ditutup, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali menyatakan akan meneruskan program tersebut. Setidaknya ada sekitar 1.400 cakep lontar yang akan ditarget selanjutnya. Sehingga, total keseluruhan lontar yang terkonservasi dari minyak yng di sediakan 90 liter oleh Dinas Kebudayaan Bali adalah sebanyak 1.679 cakep lontar.

Baca Juga:

“Tahun lalu ada 1.000 lontar (yang dikonservasi), tahun ini sebanyak 1.450, dan masih banyak ada di masyarakat yang belum dikonservasi. Sebenarnya masih ada program, setelah konservasi lontar itu akan dikaji. Tahun lalu ada kajian usada, dan tahun ini juga tetap terkait usada, karena di situ kita bisa membuat kebijakan baru tentang pengobatran tradisional,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gde Arya Sugiartha dalam keterangannya, Senin, 27 Februari 2023. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories