Bagai Temukan Peti Wasiat, 17 Keropak Naskah Lontar Dikonservasi Penyuluh Bahasa Bali Denpasar

Festival Konservasi Lontar di Kota Denpasar, Jumat, 24 Februari 2023. (Balinesia.id/IST)

Denpasar, Balinesia.id – Jika dibandingkan dengan delapan kabupaten/kota lainnya di Bali, Festival Konservasi Lontar di Kota Denpasar menjadi ajang konservasi "terbesar” yang dilakukan Penyuluh Bahasa Bali selama pelaksanaan Bulan Bahasa Bali (BBB) ke-5 tahun 2023.

Pasalnya kegiatan konservasi lontar yang dilakukan di salah satu rumah warga di Banjar Pemedilan, Kelurahan Pemecutan, Denpasar Barat itu mengkonservasi 17 keropak lontar yang berisi sebanyak 86 cakep lontar. Alhasil, temuan itu bak penemuan peti wasiat pengetahuan leluhur Bali, terlebih semua naskah dalam kondisi terawat.

Kegiatan konservasi itu dilakukan Penyuluh Bahasa Bali Kota Denpasar bersama jajaran Dinas Kebudayaan Provinsi Bali pada Jumat, 24 Februari 2023. Puluhan naskah lontar dalam belasan kropak itu merupakan koleksi dari I Nyoman Astawan.

Baca Juga:

Kordinator Penyuluh Bahasa Bali di Kota Denpasa, Wayan Yogik Aditya Urdhahana, mengatakan kondisi puluhan naskah tersebut secara umum terawat dengan baik. Selain naskah lontar berupa tulisan, dari 50 lontar yang dikoleksi dua di antaranya berupa prasi atau lukisan di atas daun lontar yang bercerita tentang Rajapala dan I Durma.

“Setiap lontar ditulis menggunakan sistem penulisan yang pada umumnya dengan penyajian, yaitu di tulis empat baris dalam tiap lembarnya dengan cara bolak balik (rekto verso). Bahasa yang digunakan beraneka ragam seperti Jawa Kuno, Kawi Bali, Melayu, dan Bali,” katanya.

Pihaknya kemudian berhasil mengidentifikasi 86 lontar. Artinya, semua lontar dalam keadaan baik, sehingga dapat teridentifikasi. Adapun identifikasi lontar dapat di klasifikasikan sebagai tutur, wariga, usada, mantra/puja, babad, kidung, kakawin, geguritan, parwa (termasuk Utara Kanda), dan prasi

Lontar-lontar tersebut antara lain, Pengalahang Musuh Ring Awak Muah Pematuh Grubug, Panugran Bhatara Siwa, Piteges Pengawaking Kukus Manik, Sundari Siksa, Aji Sang Hyang Swa Mandala, Kanda Pat, Pamargi Nyiramang Layon, Kaputusan Kaki Twa, Pawarah Ira Bhhatara Darma Siwa.

Babad Bandésa Manik Mas, Bhagawan Panyarikan, Tutur Bang Bungalan, Tenung Wong Wisaya Anluh, Gaguritan Candrawati, Gaguritan Rasutama Miwah Kawiswara, Windu Ngwang Sastra, Panugran Sri Dewi Saci ring Sri Jaya Kasunu, Tingkahing Prasasti.

Baca Juga:

Babad Dalem, Tenung Wong Lara, Katuturan Pawara Hira Bhatara Dharma Siwa, Usada Sari, Tutur Jagat Karana, Gaguritan Tantri, Katuturan Adhi Sira Mpu Kekran, Kundalini, Babad Kayu Selem, Tutur Uriga, Gaguritan Purwa Sangara, Sastra Widi, Pratingkahing Masang Mantra, miwah Panerangan, Prasi Rajapala.

Kemudian ada lontar Saptawara Anut Tanggal Panglong, Kaputusan Sang Hyang Amarisuda, Gaguritan Panji, Babad Pandé Bang, Tutur Utama, Tanya Lara, Sang Hyang Tanpa Rupa Warna, Patengeraning Paribasa, Kidung Wargasari, Tutur Smara Reka

Ada juga Gaguritan Catur Kanda, Katuturan Tatwa Carita rring Kuna, Kaputusan Kaki Twa, Parwa Tekaning Weton, Sundari Gama, Adi Atma Tatwa, Usana Bali, Kusuma Déwa, Tutur Bang Bungalan,Kawisésan.

Kemudian ada Catur Bumi, Tutur Bwana Purana, Puja Mantra, tiga jenis Gaguritan Dukuh Suladri, Pratekan Bhatara ring Bali, Gaguritan Abimayu, Sarwa Puja, Kalimosada Kuranta Bolong, Kaputusan Aji Saraswati, Panugrahan Mpu Kuturan, Ramayana I, Tutur Aji Janantaka, Guna Kamimitan, Usada, Pangawi Wisésa, Kaputusan Sangkul Putih, Prasi I Durma, Crita Babad, Katuturan Bhagawan Wrespati, Wekasing Aksara Mawisésa.

Baca Juga:

Ada pula lontar Panulung, Gaguritan Puyung Sugih, Gaguritan Basur, Gaguritan Rangda Kasyan, Gending Bungkling, Gaguritan Lubdaya, Gaguritan Wariga, Gaguritan Kamahardikan, Pupuh Anut Pagongan, Kakawin Baratayuda Maarti, miwah Tutur Uriga.

“Lontar-lontar tersebut dapat diidentifikasi, karena dalam keadaan terawatt baik dan disimpan di gedong. Pemiliknya melakukan perawatan secara sederhana dengan cara membersihkan debu-debu yang meléket setiap menjelang Hari Suci Saraswati. Lalu, secara ritual setiap Saraswati pemilik senantiasa melaksanakan pemuliaan terhadap Lontar dengan menghaturkan upacara sebagaimana mestinya,” jelasnya.

Baca Juga:

I Nyoman Astawan sangat senang dan sangat berterima kasi keta Tim Penyuluh Bahasa bali yang telah melaksakan program Pemerintah Provinsi Bali dalam merawat aksara bahasa dan sastra Bali melalui festival tersebut. 

“Kami ucapkan terimakasih sudah ikut melestarikan lontar yang kami miliki sebagai warisan leluhur kami agar bisa berguna bagi masyarakat luas,” ucapnya. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories