Griya Agung Pasek Pergung Mendoyo Koleksi Lontar Usadha hingga Weda

Konservasi lontar di Griya Agung Pasek Pergung, Mendoyo, Jembrana. (Balinesia.id/ist)

Jembrana, Balinesia.id – Griya Agung Pasek Pergung yang terletak di Banjar Dauh Pasar, Desa Pergung, Mendoyo, Jembrana memiliki puluhan cakep lontar yang memuat beragam ilmu pengetahuan. 

Puluhan cakep lontar itulah yang dikonservasi oleh Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Jembrana pada Minggu, 12 Februari 2023 serangkaian Festival Konservasi Lontar Bulan Bahasa Bali ke-5 di kabupaten terbarat di Bali itu.

Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Jembrana, I Nengah Yoga Darma Adi Putra, merinci ada 24 cakep lontar yang dikoleksi oleh griya tempat tinggal Ida Pandita Mpu Istri Sandhi Adnyana Sadwika Sunu itu. Dari 24 cakep yang dimiliki, 20 di antaranya dapat teridentifikasi dengan kondisi lontar yang baik, sementara empat lainnya tidak bisa teridentifikasi lantaran kondisinya yang telah rusak.

Baca Juga:

“Ada lontar Wirama Sardula Wikridita, Craken Tingkeb (Gingsiran Umah, Pamlaspas), Kawisesan (Puja Mantra), Usada Rare, Kakawin Arjuna Wiwaha, Craken Tingkeb (Usada dan Tenung Jinah), Wirama, Pamaos Pait, Reg Weda, Padiksan, Catur Weda, Tutur Kalepasan, Kekawin Mahabrata, Usadha, Tulak Agung, Usadha, Amanah Toya, Pandita Kresna, Craken Tingkeb (Kunti Sraya dan Padiksan), dan Wariga,” katanya.

Ia mengatakan, secara keseluruhan kondisi lontar yang berhasil dikonservasi dalam kondisi yang baik, lantaran lontar-lontar masih difungsikan dan dibaca. “Kebetulan pemiliknya adalah sulinggih, sehingga lontar-lontar sering diambil dan dibaca. Walau demikian, beberapa lontar yang rusak itu memang keberadaannya tidak bisa dibaca, sehingga jarang diambil. Karena itu, lontar yang sudah teridentifikasi itu akan terus dirawat dan dibaca, sehingga tetap lestari dan nantinya bisa dibaca oleh generasi berikutnya,” katanya.

Baca Juga:

Sementara itu, terkait dengan pelaksanaan konservasi lontar di griya-nya, Ida Pandita Mpu Istri Sandhi Adnyana Sadwika Sunu mengucapkan terima kasih kepada Tim Penyuluh Bahasa Bali. Pihaknya pun berharap program tersebut dapat terus berlanjut untuk melindungi khazanah pengetahuan Bali di dalam lontar.

“Saya mengucapkan terima kasih karena lontar kami sudah dirawat, dan diberikan informasi cara merawatnya. Semoga program seperti ini terus dilaksanakan, dan masyarakat yang memiliki lontar lebih terbuka pikirannya untuk merawat lontar,” kata dia. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories