Kesehatan
Senin, 24 Juni 2024 21:00 WIB
Penulis:Justina Nur Landhiani
JAKARTA - Tidur mendengkur atau yang sering disebut ngorok, sering dianggap sebagai tanda seseorang sangat lelah sehingga tidurnya terdengar nyaring. Bahkan, ada yang berpendapat bahwa tidur ngorok menandakan tidur nyenyak akibat kelelahan, hingga muncul komentar seperti, "Tidurnya nyenyak sekali sampai ngorok." Namun, apakah ini benar?
Sebelum mengetahui apakah hal itu benar atau tidak, penting bagi Anda untuk memahami seperti apa tidur yang normal itu.
Seperti yang dilansir dari laman resmi Kemenkes, tidur yang normal adalah ketika kita mudah memulai tidur, tertidur dalam 15-30 menit, tidur selama 6-8 jam setiap malam, terbangun 2-3 kali dan mudah tertidur kembali, aliran napas teratur, irama napas halus, mulut tertutup, dan sesekali berpindah posisi. Sementara itu, tidur mendengkur atau ngorok bisa dialami oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, orang tua, dewasa, remaja, bahkan anak-anak.
Penting bagi Anda untuk memahami mengapa seseorang bisa tidur ngorok atau mendengkur. Penyebabnya antara lain gangguan penyempitan jalan napas saat tidur, aliran udara yang masuk berkurang, kadar oksigen dalam tubuh menurun, yang bisa menyebabkan henti napas, dan risiko kematian 4-6 kali lebih besar jika jalan napas tersumbat total saat tidur.
Henti napas saat tidur atau Obstruktif - Sentral - Campuran bisa disebabkan oleh obesitas (BMI > 25), kelainan anatomi hidung dan tenggorok, usia lanjut, lingkar leher > 40 cm, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan amandel (pada anak-anak).
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengidentifikasi kejadian mendengkur, terutama jika ditemukan henti napas saat tidur, adalah berkonsultasi dan memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit. Jika perlu, akan dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti PSG, Sleep Endoscopy, atau CT Scan untuk mengetahui penyebab tidur ngorok/mendengkur secara akurat. Hal paling penting untuk mencegah risiko obstructive sleep apnea adalah deteksi dini jika ada anggota keluarga yang tidur mendengkur.
Berbaring telentang akan membuat pangkal lidah dan langit-langit lunak menempel pada dinding belakang tenggorokan. Hal inilah yang menimbulkan suara bergetar saat tidur.
Anda bisa mengatasinya dengan mencoba tidur miring. Anda juga dapat menyangga seluruh tubuh dengan menggunakan bantal agar Anda tetap tidur dengan posisi miring.
Jika berat badan Anda bertambah dan Anda menyadari bahwa Anda mulai mendengkur padahal sebelumnya tidak, maka Anda bisa mencoba menurunkan berat badan.
Hal ini karena pertambahan berat badan di sekitar leher dapat menekan diameter internal tenggorokan, sehingga lebih mungkin untuk mengempis saat tidur yang memicu dengkuran.
Alkohol dan obat penenang dapat mengurangi tonus otot yang ada di bagian belakang tenggorokan saat istirahat. Jika hal itu terjadi, maka kemungkinan Anda mendengkur jadi lebih besar.
Minum minuman beralkohol empat hingga lima jam sebelum tidur juga dapat memperburuk dengkuran.
Kebiasaan tidur yang buruk dapat memiliki efek yang mirip dengan minum alkohol. Kebiasaan tidur yang buruk bisa berupa bekerja berjam-jam tanpa tidur cukup yang membuat Anda akan sangat lelah. Memang, Anda bisa tidur nyenyak dan lelap, tapi otot-otot jadi lebih lemas sehingga menimbulkan dengkuran.
Cobalah untuk minum air putih lebih banyak. Sekresi di hidung dan langit-langit lunak bisa jadi lebih lengket saat Anda mengalami dehidrasi dan menyebabkan Anda jadi mendengkur.
Itu tadi penjelasan mengenai bahaya mendengkur sekaligus cara menghentikannya.