Tjok. Putri Hariyani: Jaga Persatuan dan Kesatuan Umat

Ketua BKOW Provinsi Bali, Tjok. Putri Hariyani Ardhana Sukawati menghadiri pujawali di Pura Amertha Jati Loji Titi Luhur Ledokombo (Istimewa)

Probolinggo, Balinesia.id – Ketua Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali, Tjok. Putri Hariyani Ardhana Sukawati menghadiri pujawali Pura Amertha Jati Loji Titi Luhur Ledokombo, Kecamatan Sumber, Probolinggo, Jawa Timur, Senin, 19 April 2022. Pada kesempatan tersebut, ia mengajak umat untuk menjaga persatuan dan kesatuan.

Menurutnya, persatuan dan kesatuan sangat penting dilakukan untuk bisa hidup rukun dan damai. “Saya melihat bagaimana situasi yang ada di sini, sangat rukun dan damai. Saya harap semuanya tetap menjaga persatuan dan kesatuan di antara umat dan antar umat beragama," katanya.

Baca Juga:

Pendamping hidup Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati itu juga  mengapresiasi semangat dan kekompakan umat Hindu di Desa Ledokombo dalam menjaga adat, tradisi dan budayanya. Dari sisi kependudukan, desa yang berada di wilayah Pegunungan Tengger itu didominasi oleh masyarakat Suku Tengger. “Saya harapkan pula kedepannya semua umat bisa tetap saling menghargai dan menghormati,” katanya.

Lebih jauh, Kepala Desa Ledokombo, Sandi Kusuma mengatakan bahwa desanya dihuni oleh sekitar 3.000 jiwa, di mana sebagian besarnya merupakan pemeluk Hindu. Desa itu sendiri terletak di lereng Bukit Pundak Lembu yang berada di ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut.

“Dari 3.000 lebih jumlah warga, 98 persennya memeluk agama Hindu dan sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani, terutama kentang dan daun bawang,” ucap Sandi.

Adapun pujawali di Pura Amertha Jati Loji Titi Luhur Ledokombo dinyatakan sudah memasuki tahun keenam. Pada tahun ini, upacara digelar selama lima hari dari 15 April 2022 hingga 20 April 2022. Setiap pujawali, masyarakat akan dipentaskan tari-tarian khas di daerah setempat. 

Pada kesempatan itu, Tjok Hariyani pun berkesempatan menyaksikan pementasan Tari Probo Mutrim Suku Tengger yang bercerita tentang prosesi pengambilan air suci.  Di akhir persembahyangan, ia juga menyerahkan punia kepada pangemong pura setempat. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories