Tenun dan Tempe Diajukan Jadi WBTB UNESCO

Kain tenun gringsing asal Karangasem, bali. (Istimewa)

Jakarta, Balinesia.id — Empat elemen budaya Indonesia diusung sebagai nominasi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) UNESCO oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Keempat elemen budaya tersebut adalah tenun, reog, jamu, dan tempe.

Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid sebagaimana diberitakan eduwara.com, Senin, 11 April 2022 mengatakan keempat elemen budaya tersebut sudah melalui serangkaian proses dan diajukan pada 25 Maret 2022 lalu.

Saat ini, pihaknya pun terus mengupayakan agar elemen budaya Indonesia tidak hanya mendapatkan status di tingkat internasional. Meski demikian, pihaknya juga berharap agar masyarakat Indonesia turut memberikan perhatian dan ikut melestarikan.

Baca Juga:

Hilmar menjelaskan rata-rata suatu negara hanya bisa mengusulkan satu nominasi per dua tahun untuk menginskripsikan elemen budayanya sebagai WBTb UNESCO. “Karena keterbatasan sumber daya di UNESCO sendiri, tidak ada jaminan bagi setiap negara bahwa elemen budaya yang dinominasikan akan berhasil menyandang status WBTB UNESCO,” katanya.

Sejak 2016, lanjutnya, Komite WBTB UNESCO mengatur batasan jumlah elemen budaya yang dapat diinskripsi sebagai WBTb UNESCO, yaitu 50 elemen budaya saja per tahun dari 193 Negara Anggota UNESCO.

Sementara itu, Hilmar juga menegaskan bahwa belum ada negara lain yang mengajukan reog sebagai WBtb. “Sampai saat ini tidak ada informasi resmi yang kami terima bahwa ada negara lain yang turut mengajukan Reog. Selain itu, publik perlu memahami bahwa Konvensi WBTb UNESCO bertujuan untuk melestarikan WBTB sesuai dengan kesepakatan internasional. Bukan untuk klaim kepemilikan budaya oleh negara yang mengajukan,” tekannya.

Sampai saat ini terdapat 12 WBTB Indonesia yang telah berhasil mendapatkan status WBTb Dunia dari UNESCO. Kedua belas WBTB itu adalah: Wayang (2008); Keris (2008); Batik (2009); Pendidikan dan pelatihan batik (2009); Angklung (2010); Saman (2011); Noken (2012); Tiga genre tari Bali (2015), seni pembuatan kapal pinisi (2017); tradisi pencak silat (2019); pantun (2019); dan gamelan (2021). edu/jpd

Editor: E. Ariana
Tags WBTB UNESCOBagikan

Related Stories