Tekanan Ekonomi, Banl Sentral Eropa Naikkan Suku Bunga setelah 11 Tahun

Liputan6.com

Eropa, Balinesia.id - Setelah berdiam diri selama 11 tahun akhirnya Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunganya akibat tekanan ekonomi.

Langkah ini sebagai upaya menurunkan angka inflasi tanpa menggelincirkan ekonomi zona tersebut yang tampak semakin rapuh.

Mengutip Bussines Insider pada Kamis, 20 Juli 2022, ECB menaikkan suku bunga sebanya 50 basis poin atau 0,5%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kabar awal yang dikirim lewat Telegram pada Juni lalu yang mengabarkan bahwa kenaikan suku bunga hanya akan berada di angka 25 basis poin saja.

Kenaikan suku bunga turut membuat suku bunga deposito utama bank sentral menjadi 0%, naik dari rekor terendah yakni pada angka -0,5%.

Pasca keputusan kenaikan suku bunga diumumkan, kedudukan Euro terhadap dolar AS menguat 0,8% menjadi US$1,026 per Euro

Saat ini, ECB tengah berjuang dengan lingkungan ekonomi dan politik yang berbahaya. Inflasi di zona euro dilaporkan telah melonjak ke rekor tertinggi 8,6% pada bulan Juni.

Pada sisi lain, ekonomi mengalami pelamahan secara signifikan lantaran Rusia membatasi aliran gas alam ke benua itu dan harga energi melonjak. Karena itu, analis Goldman Sachs memperkirakan Jerman dan Italia akan segera memasuki resesi.

Adanya kenaikan suku bunga ECB menandakan berakhirnya era kebijakan moneter ultra-longgar yang telah menandai dekade terakhir di Zona Euro. Akibat keputusan ini, akan berdampak pada banyaknya kenaikan tarif sedang dalam perjalanan.

Dewan pemerintahan menilai bahwa adalah tepat untuk mengambil langkah pertama yang lebih besar pada jalur normalisasi tingkat kebijakan daripada yang ditunjukkan pada pertemuan sebelumnya, Pada pertemuan Dewan Pengatur mendatang.

"Normalisasi suku bunga lebih lanjut akan sesuai," kata ECB dikutip dalam sebuah pernyataan. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizky C. Septania pada 22 Jul 2022 

Bagikan

Related Stories