Rusia Tutup Pipa Stream 1, Euro Anjlok ke Titik Terendah dalam 2 Dekade Terakhir

Ilustrasi (Freepik.com/Jcomp)

Eropa, Balinesia.id – Nilai mata uang Uni Eropa, Euro anjlok ke titik terendah dalam dua dekade terakhir. Saat ini nilai tukar Euro terpantau berada di bawah 0,99 dolar Amerika Serikat (AS).

Anjloknya Euro terjadi setelah Rusia dikabarkan akan menutup pipa Nord Stream 1 dalam waktu yang tidak ditentukan. Melansir media jejaring Balinesia.id, Trenasia.com, nilai tukar Euro telah terjadi sejak beberapa pekan yang lalu. Beberapa bulan sebelumnya, nilai Euro masih berada di atas dolar AS, namun kemudian nilai tukarnya jatuh ke bawah 1 dolar AS pada beberapa pekan lalu.  

Baca Juga:

Saat ini nilai Euro terhadap dolarturun kisaran 0,44 persen. Euro merosot pada angka 0,991 dolar AS setelah lebih dahulu anjlok ke angka 0,998 dolar AS. Nilai tukar Euro yang lemah dipicu adanya kekhawatiran pada iklim investasi global menyebabkan sejumlah investor berbondong-bondong menuju dolar, yang dipandang sebagai aset safe-haven.  Itulah yang kemudian menyebabkan indeks dolar naik 0,46% persen ke level tertinggi dalam 20 tahun, yakni 110,04 poin.

Anjloknya nilai Euro disinyalis akibat krisis energi yang terjadi di Benua Biru. Rusia sebelumnya telah memangkas aliran gas alam melalui Nord Stream 1 yang mengalir ke Jerman menjadi hanya 20 persen dari kapasitas. 

Tindakan Rusia ini memberi tekanan pada pasokan energi, sehingga harga gas alam dan listrik meroket meskipun sempat turun minggu lalu. Pada penutupan Jumat lalu, harga gas alam melonjak kembali ke rekor tertinggi pada Senin. Gas alam TTF berjangka Belanda yang menjadi harga patokan Eropa, naik 32,61 persen pada hari Senin menjadi 276,50 Euro per mwh.

Tingginya harga gas alam mnyebabkan banyak analis dan ekonom sekarang memperkirakan ekonomi zona euro akan jatuh ke dalam resesi dalam beberapa bulan mendatang. Penyebabnya,  mahalnya gas membuat rumah tangga dan bisnis mengurangi penggunaan energi mereka.

Inilah yang kemudian sangat membebani Euro, sehingga pada akhirnya nilainya  turun hampir 13 persen dari 1,137 dolar AS pada awal tahun.

Kebijakan The Fed yang terus menaikkan suku bunga telah menarik investor kembali ke aset dolar. langkah ini kemudian mengirim greenback melonjak dan menghancurkan mata uang utama lainnya. Saat ini, indeks dolar tercatat telah melonjak sekitar 15 persen tahun ini.

"Menawarkan suku bunga deposito 2,3 persen semalam dan didukung oleh kemandirian energi yang dekat dan ekonomi AS yang relatif kuat, seharusnya tidak mengejutkan melihat dolar tetap dalam penawaran beli," kata ahli strategi di ING, Chris Turner seperti dikutip TrenAsia.com. 

Selain Euro, Pounsterling Inggris juga berada di bawah tekanan berat karena negara tersebut berjuang dengan krisis energinya sendiri. Pound turun 0,23 persen menjadi 1,148 dolar AS pada hari Senin lalu, dan telah turun lebih dari 15 persen sejak awal Januari. tren/jpd

______

Berita ini telah terbit di kanal Trenasia.com pada link https://www.trenasia.com/read/terpukul-krisis-energi-nilai-euro-terhadap-dolar-anjlok-lagi

Editor: E. Ariana

Related Stories