RSUP Prof Ngoerah Segera Miliki Gedung Pelayanan Ibu dan Anak

Ground breaking pembangunN Gedung Pelayanan Ibu dan Anak RSUP Prof. Ngoerah Denpasar (Balinesia.id/ist)

Denpasar, Balinesia.id - Pembangunan Gedung Pelayanan Ibu dan Anak Program Strengthening of National Referral Hospitals dan Vertical Technical Units di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar (dulu RSUP Sanglah Denpasar, red) dimulai, Kamis, 17 November 2022. Pembangunan gedung tersebut diharapkan dapat memantapkan Bali sebagai destinasi wisata medis.

Wakil Gubernur Bali Prof. Tjok. Oka Sukawati (Cok Ace) kala ground breaking gedung tersebut berharap fasilitas tersebut dapat menjadi pelayanan kesehatan ibu dan anak, meningkatkan kualitas hidup masyarakat Bali,nsekaligus mampu berkorelasi dengan kualitas sumber daya manusia yang baik dan mumpuni sehingga mampu terwujud generasi unggul di masa mendatang.

"Derajat kesehatan masyarakat diukur dengan menggunakan indikator angka harapan hidup, Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan status gizi masyarakat," katanya.

Baca Juga:

Cok Ace menyebut, untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal maka perlu dilakukan berbagai upaya dalam pelayanan kesehatan, khususnya pada pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan maupun pembangunan fasilitas kesehatan.

Ia mengatakan, saat ini Indonesia memiliki enam gedung Pelayanan Ibu dan Anak di enam rumah sakit vertikal yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, salah satunya yang berlokasi di Bali yaitu RSUP Prof Ngoerah. Pembangunan fasilitas itu di Bali pun disebut sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Bali dalam pengembangan wisata kesehatan, khususnya medical tourism (wisata medis), sehingga antara hotel yang sudah terkenal di mancanegara akan dapat diimbangi dengan fasilitas kesehatan yang juga berstandar internasional.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa Pemerintah sedang melakukan berbagai upaya percepatan pencapaian target kesehatan melalui program transformasi kesehatan.  Transformasi kesehatan terdiri dari enam pilar, diantaranya transformasi pelayanan primer, transformasi pelayanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi pembiayaan kesehatan, transformasi Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.  

Pada pilar transformasi layanan rujukan, peningkatan akses dan kualitas layanan rumah sakit dilakukan melalui pengembangan jaringan rumah sakit rujukan, transformasi layanan rumah sakit vertikal, kerjasama dengan institusi global, dan implementasi Academic Health System. "Rumah sakit jaringan rujukan dikembangkan untuk melayani sembilan jenis penyakit prioritas dengan angka kesakitan dan kematian tertinggi secara nasional, antara lain penyakit jantung, kanker, diabetes melitus, penyakit ginjal, penyakit hati, stroke, TBC, penyakit menular, serta kesehatan ibu dan anak," kata dia.

Sementara itu, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa proyek ini merupakan salah satu dari sekian banyak proyek dan program yang telah dikembangkan Indonesia dan IsDB selama periode kemitraan dan kerja sama yang telah berlangsung lama.  Sebagai salah satu pendiri Islamic Development Bank (IsDB), Indonesia mendapat manfaat dari dukungan IsDB terhadap pembangunan ekonomi di negara ini, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan serta investasi infrastruktur. 

Ground breaking pembangunan gedung Layanan Ibu Dan Anak di enam rumah sakit vertikal ini menunjukkan tonggak penting lainnya dari kolaborasi erat ini yang mencerminkan komitmen sebagaimana disepakati dalam Strategi Kemitraan Negara Multiyear IsDB yang diperbarui.

Di sisi lain, Ketua IsDB, Muhammad Al Jasser, menyampaikan bahwa IsDB merasa terhormat menjadi mitra kuat Indonesia dalam pelaksanaan "agenda transformasi kesehatan" ini.  "Sebuah negara dengan hampir 280 juta penduduk, hampir 85 persen di bawah skema asuransi kesehatan masyarakat, ini adalah salah satu sistem kesehatan Pemerintah terbesar di seluruh Dunia.  Dan hari ini menandai tanggal bersejarah yang menunjukkan dukungan abadi kami.  Ini akan berlanjut dengan Proyek Rumah Sakit Onkologi yang akan datang", ungkapnya.  

IsDB percaya ini hanyalah awal dari era baru di mana Indonesia bergandengan tangan dengan ISDB untuk menghadirkan solusi berkelanjutan bagi kebutuhan paling mendesak dari rakyat Indonesia.

Selain pembangunan gedung dan penyediaan peralatan, ruang lingkup proyek ini juga mencakup upaya peningkatan kualitas pelayanan melalui peningkatan kompetensi SDM rumah sakit, peningkatan kapasitas tanggap darurat rumah sakit, peningkatan teknologi informasi rumah sakit, dan kerjasama penelitian klinis.  

Gedung Pelayanan Ibu dan Anak ini dibangun dengan total pembiayaan proyek mencapai Rp 4,2 triliun atau USD 293 juta, dengan pendanaan dukungan Islamic Development Bank Group (IsDB) sebesar 89,3 persen dan pendanaan pemerintah Republik Indonesia sebesar 10,7 persen. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories