Proyek Pipa Gas Gresik Berproduksi, PGN Bidik Pertumbuhan Distribusi Migas 19 Persen

Fasilitas pengolahan liquid natural gas (LNG) milik PGN. (Perusahaan Gas Negara)

Jakarta, Balinesia.id – Optimisme PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang membidik pertumbuhan distribusi gas sebesar 19% year-on-year (yoy) pada tahun 2022 salah satunya ditopang dari pasokan gas dari proyek pipa Gresik yang mulai berproduksi tahun ini.

Selain menargetkan pertumbuhan pasokan migas, PGN perseroan juga menargetkan peningkatan transmisi gas sekitar 2%.

Optimisme perseroan didorong oleh adanya potensi tambahan pasokan gas dari proyek pipa Gresik yang akan mulai berproduksi pada kuartal I-2022," kata Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap melalui riset yang diterima TrenAsia.com, Jumat, 21 Januari 2022.

Kemudian, pada Desember 2021, PGAS mencatat distribusi gas yang lebih tinggi sebesar 900 BBTUD atau naik 5,5% secara bulanan.

Hal ini membuat capaian yang lebih baik pada periode 2021 sebesar 871 BBTUD, atau naik 5,2% secara tahunan.

“Peningkatan angka secara bulanan ini disebabkan oleh selesainya pemeliharaan Blok ConocoPhillips yang terjadi pada Oktober – November 2021,” ungkap Juan Harahap

Pada sisi lain, segmen transmisi mencatat penurunan sebesar 1,124 MMSCD pada Desember 2021, koreksi 6,1% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sepanjang tahun lalu, perseroan membukukan transmisi sekira 1,223 MMSCFD, lebih rendah 2,5% dari tahun 2020.

Melihat gambaran itu, Juan Harahap merevisi perkiraan jumlah operasional PGAS pada tahun 2022, di mana distribusi gas diharapkan mencapai 1,036 BBTUD, dan volume transmisi diperkirakan meningkat menjadi 1,379 BBTUD, atau tumbuh sebesar 2,4% dari perkiraan Mirae sebelumnya.

Pihaknya merevisi pendapatan 2022 sebesar 10,0% menjadi US$3,5 miliar, yang berefek ke dalam asumsi laba bersih yang lebih tinggi sebesar US$381 juta, atau meningkat 13,3% dibandingkan dengan asumsi sebelumnya,” tutur dia.

Tak hanya itu, ia juga merekomendasikan trading buy to buy untuk saham PGAS dengan target harga yang lebih tinggi, yaitu pada kisaran Rp1.1850 dari sebelumnya Rp1.750.

Target harga ini didapatkan dengan menggunakan metode penilaian EV/EBITDA dengan target ganda proyeksi 2022 EV/EBITDA sebesar 5.0x.

“Rekomendasi panggilan ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan dari kenaikan harga minyak, tambahan pendapatan dari proyek Blok Rokan yang akan mulai berproduksi pada tahun 2022, dan potensi pendapatan dari pembalikan provisi,” tutupnya. (roh) ***

 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Drean Muhyil Ihsan pada 21 Jan 2022 

Bagikan

Related Stories