Wamendag Jerry Sambuaga: Kripto adalah Aset, Bukan Alat Pembayaran

Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga dan CMO Tokocrypto Nanda Ivens serta tamu undagan lainnya, saat peresmian Tokocrypto, T-Hub Bali di Seminyak Bali, Jumat 21 Januari 2021. (Balinesia)

Badung, Balinesia.id - Kripto atau mata uang digital yang dikenal luas di dunia merupakan aset dan bukan alat pembayaran di Indonesia.

Hal itu ditegaskan Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, saat peresmian Tokocrypto, T-Hub Bali di Seminyak Bali, Jumat 21 Januari 2021.

Pihaknya mengapresiasi Tokocrypto yang telah berkomitmen bersama-sama pemerintah melakukan pelayanan dan terus mengedukasi masyarakat luas terkait perdagangan aset kripto.

Ini adalah sebuah sinergi antara membentuk ekosistem yang sehat, membentuk kondisi yang baik dan kondusif untuk kita semua dalam hal pelayanan, perlindungan, literasi, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

Kata dia, masih ada yang belum aware dan familiar terhadap kripto.

"Kripto itu bukan alat pembayaran, kripto adalah aset, bukan currency,” tegas Jerry Sambuaga.

Pedagang aset seperti Tokocrypto ini yang berkontribusi, termasuk dengan mendirikan T-Hub yang menjadi sarana forum untuk literasi.

"Kita apresiasi untuk Tokocrypto,” sambungnya dalam peluncuran T-Hub Bali yang dihadiri key opinion leaders & influencers di Bali.

Bali memiliki potensi pengembangan pasar kripto yang cukup besar ke depannya sebagaimana ditandai pertumbuhan jumlah investor aset kripto yang signifikan.

CMO Tokocrypto Nanda Ivens, menyebutkan Tokocrypto mencatat jumlah investor aset kripto di Pulau Dewata pada tahun 2020 sebanyak kurang lebih 900 pengguna yang berinvestasi di Tokocrypto.

"Lalu meningkat sangat pesat di tahun 2021, yaitu lebih dari 28.000 pengguna yang berinvestasi di Tokocrypto,” tuturnya.

Tokocrypto meluncurkan T-Hub di Bali sebagai bentuk dukungan upaya pemulihan perekonomian daerah, sekaligus diharapkan membawa multiplier effect untuk membangkitkan ekonomi nasional melalui pengembangan ekonomi digital dan akselerasi industri berbasis wisata dan hospitality.

Bali dipilih karena memiliki potensi ekonomi digital dan kreatif, serta respon atas besarnya animo dan permintaan pasar investasi aset kripto di Pulau Dewata tersebut. (roh) ***

 


Related Stories