Perawatan Pribadi Sumbang Inflasi Terbesar Kota Singaraja

Kebutuhan pokok. (Balinesia.id/oka)

Denpasar, Balinesia.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali merilis data inflasi daerah hitungan bulan November 2022. Dari catatan pihaknya, dua kota yang jadi barometer inflasi di Provinsi Bali, yakni Kota Singaraja dan Denpasar sama-sama tercatat mengalami inflasi.

Kepala BPS Bali, Hanif Yahya, dalam keterangannya yang disampaikan secara daring mengatakan tingkat inflasi Kota Singaraja pada November 2022 adalah sebesar 0,07 persen. Ada kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi bagi Kota Singaraja, di mana yang tertinggi adalah kelompok pengeluaran perawatan pribadi. 

“Pada bulan November 2022 Kota Singaraja tercatat mengalami inflasi setinggi 0,07 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 113,10. Tingkat inflasi tahun kalender November 2022 setinggi 4,01 persen, sementara itu, tingkat inflasi tahun ke tahun atau November 2022 terhadap November 2021 tercatat setinggi 5,78 persen,” katanya, Kamis, 1 Desember 2022. 

Baca Juga:

Ia menyebutkan, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran XI yakni perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang tercatat inflasi setinggi 1,23 persen. Inflasi tertinggi kedua dicatat oleh kelompok pengeluaran VI atau transportasi yang setinggi 0,09 persen.

Selanjutnya, kelompok dengan tingkat inflasi tertinggi ketiga dicatat oleh kelompok pengeluaran III yang meliputi perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. Kelompok ini mengalami inflasi setinggi 0,08 persen. Sedangkan, tingkat inflasi tertinggi keempat dicatat oleh kelompok pengeluaran V yakni kesehatan yang mencatat inflasi setinggi 0,04 persen.

Hanif yahya menjelaskan, selain ada empat kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, dua kelompok pengeluaran terpantau mengalami deflasi. Dua kelompok tersebut antara lain adalah kelompok IV yang meliputi perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga serta kelompok pengeluaran I yakni makanan, minuman, dan tembakau. Adapun inflasi kelompok pengeluaran peralatan rumah tangga dan kelompok makanan masing-masing mengalami deflasi sebesar 0,43 persen dan 0,03 persen.

“Adapun lima  kelompok pengeluaran  lainnya  tercatat tidak  mengalami  perubahan indeks  atau  stagnan. Lima kelompok pengeluaran itu meliputi kelompok  II  yang mencakup pakaian  dan alas  kaki;  kelompok VII yang mencangkup informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; kelompok VIII yang meliputi rekreasi, olahraga, dan budaya; kelompok IX yakni pendidikan; dan kelompok X yang meliputi penyediaan makanan dan minuman atau restoran,” jelasnya.

Ditinjau dari komoditas barang, Hanif Yahya mengatakan ada banyak komoditas yang turut menyumbang inflasi bulan November 2022 di Kota Singaraja. Komoditas-komoditas tersebut antara lain bawang merah, minyak goreng, sawi hijau, telur ayam ras, tomat, rokok putih, rokok kretek filter, sabun mandi, udang basah, emas perhiasan, buncis, dan popok bayi sekali pakai.

Kemudian ada komoditas kangkung, rokok kretek, semangka, terong, sabun cair/cuci piring, pasir, sepeda motor, ikan kakap merah, cumi-cumi, kentang, wortel, sabun detergen bubuk atau cair,  susu bubuk  untuk  tulang/manula,  daging ayam  ras,  deodorant, dan  ikan  ekor kuning.

“Sementara itu, komoditas yang tercatat mengalami penurunan harga antara lain cabai rawit, cabai merah, tongkol diawetkan, canang sari, pisang, nangka muda, kacang panjang, bawang putih, apel, salak, cakalang diawetkan, susu fermentasi, jagung manis, tarif kendaraan roda dua online, bensin, susu bubuk untuk bayi, telur ayam kampung, kerupuk udang, ikan kembung, kecap, susu kental manis, alat KB lainnya, dan parfum,” kata dia. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories