Buleleng akan Gunakan DID Rp11,4 Miliar untuk Cadangan Pangan Desa hingga Beri Bansos Masyarakat Terdampak

Penjabat Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana menerima apresiasi atas keberhasilan Pemkab Buleleng menanggulangi inflasi. (Balinesia.id/ist)

Denpasar, Balinesia.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng menerima Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp 11,4 miliar dari Kementerian Keuangan RI. DID yang diterima sebagai keberhasilan kinerja Pemkab Buleleng yang dinilai berhasil mengendalikan inflasi.

Penjabat Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, usai menghadiri rapat tahunan Bank Indonesia 2022 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali di Denpasar, Rabu, 30 November 2022 kemarin mengatakan dana tersebut akan direalisasikan dalam beragam program. Program-program tersebut antara lain membentuk cadangan pangan di desa, pengendalian inflasi dengan bantuan bibit dan sarana produksi petani, menciptakan informasi pasar berbasis digital untuk memahami psikologi pasar, serta memberi bantuan sosial bagi masyarakat terdampak kenaikan BBM.

“Terakhir memberikan bantuan kepada UMKM sehingga dia bisa eksis kedepan dalam rangka menopang perekonomian yang ada di Kabupaten Buleleng,” katanya.

Lihadnyana menyebutkan, metode kunci pengendalian inflasi di Buleleng adalah gerakan turun langsung ke lapangan. Menurutnya, pengendalian inflasi tidak bisa dilakukan hanya dengan rapat-arapat. 

Baca Juga:

“Selain itu juga penerapan manajemen rantai pasok itu penting. Sudah terbukti dengan apa yang sudah dilakukan TPID Kabupaten Buleleng,” kata dia.

Ke depan Lihadnyanya menginstruksikan pihaknya untuk tetap turun ke lapangan dalam upaya pengendalian inflasi. Ia menekankan agar mencari informasi panen hasil pertanian yang jelas, kemudian langsung dibawa ke pasar untuk mempengaruhi psikologi harga.

Langkah tersebut dinilai telah terbukti efektif, di mana tingkat inflasi Kabupaten Buleleng telah teruji lebih baik dibandingkan dengan Kota Denpasar. Adapun keduanya adalah dua kota yang jadi barometer inflasi di Bali.

“Harus membuat tren kira-kira pada bulan apa kenaikkan harga itu. Harga akan naik nanti di bulan Desember kemudian nanti Januari, Februari, dan Maret. Langkah antisipasi kita, kita harus melihat dimana produksinya.Kalau memang produksi di Kabupaten Buleleng kurang cukup, maka ada kerjasama antar daerah di Kabupaten lain kita bisa lakukan manajemen rantai pasok,” katanya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, mengatakan selain berhasil mengendalikan inflasi, pihaknya juga dinilai berhasil dalam penanganan stunting dan menjaga realiasasi belanja daerah.

Ia mengatakan, inflasi Kabupaten Buleleng sudah di bawah target, yakni mencapai angka 3,8 persen dari target 4 persen.  “Indikator itu dihitung oleh pemerintah pusat sehingga dinilai layak mendapatkan DID. Totalnya Rp 11,4 miliar. Realisasinya harus terencana, harus ada program dulu baru di eksekusi. Nanti kalau ada sisa kita menunggu kebijakan pusat. Apakah akan diambil menjadi silpa atau dijadikan silpa daerah untuk dibelanjakan di tahun berikutnya,” katanya. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories