Menkeu Sri Mulyani Ungkap APBN Surplus Rp73,6 Triliun pada Semester I Tahun 2022

Jakarta, Balinesia.id-  Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) surplus sebesar Rp73,6 triliun pada semester I-2022.

Besaran surplus ini, kata Sri Mulyani setara dengan 0,39% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Dijelaskan, APBN semester I tahun 2022, masih tercatat surplus Rp73,6 trilun,

• Indonesia - Tiongkok Perkuat Komitmen Jaga keberlanjutan Ekosistem Laut sesuai Prinsip Ekonomi Biru
• Dukung Mobil Listrik di Indonesia, Mitsubishi Motor Siap Invetasikan Rp10 Triliun
• ULU Identifikasi Lontar Berusia 196 Tahun di Lombok

"Jadi ini 6 bulan berturut-turut APBN mengalami surplus," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa pada Rabu 27 Juli 2022.

Surplus APBN hingga akhir Juni 2022, kata Menkeu Sri Mulyani sangat baik dibandingkan Juni 2021 yang tercatat defisit Rp283,1 triliun.

Pendapatan negara yang sepanjang semester I-2022 mencapai Rp1.317,2 triliun atau tumbuh 48,5% secara tahunan (yoy) memberi kontribusi terhadap terjadinya surplus.

• Temui PM Jepang, Presiden Jokowi Minta Penurunan Tarif Tuna dan Nanas
• Gubernur Bali Siapkan Ubud Sanur dan Kuta Zonasi Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik
• Denpasar Gencarkan Vaksinasi Cegah Penyebaran Wabah PMK

Kemudiamn, realisasi itu setara 58,1% dari target yang sebesar Rp2.266,2 triliun.

Pada sisi lain, belanja negara tercatat di angka Rp1.243,6 triliun atau tumbuh 6,3% (yoy) pada ABPN 2022. Rincian realisasi belanja terdiri dari belanja kementerian dan lembaga (K/L) sebesar Rp392,8 triliun atau 41,5 % dari APBN, serta belanja non K/L Rp483,7 triliun atau 35,7 % dari APBN 2022.

Hingga akhir Juni 2022, pembiayaan utang baru sebesar Rp153,5 triliun atau turun 63,5% (yoy) dibandingkan periode sama di 2021 yang mencapai Rp421,1 triliun.

Indikator semester I-2022 yang baik akan menjadi patokan pemerintah untuk semester selanjutnya. Namun gejolak geopolitik juga dapat menjadi tantangan dalam pemenuhan kinerja ekonomi dalam negeri kedepannya.

Dikaui Sri Mulyani, tetap fokus menjaga penerimaan negara agar stabil serta realisasi yang sesuai target yang ditetapkan pemerintah.

"Termasuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya resesi dan kenaikan suku bunga, krisis energi dan pangan, imbuhnya. ***

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 28 Jul 2022