Lepas Ketergantungan pada Tengkulak, Surya Ingin  Tingkatkan Ekonomi Petani Aren di Lebak

Surya petani muda aren di Kabupaten Lebak Banten (Istimewa)

Lebak, Balinesia.id - Surya petani muda asal Cikadu Kabupaten Lebak memiliki cara bagaimana meningkatkan ekonomi para penyadap Aren dengan cara mulai melepaskan ketergantungan kepada Tengkulak.
 

Profesi sebagai penyadap aren telah turun temurun digeluti bagi warga Kampung Mulya Sari, Desa Cikadu, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten

Meraka telah secara turun temurun menjadi petani aren mulai menyadap nira dan membuat gula aren merupakan keahlian turun temurun.

Hanya saja, sejak lama petani aren cenderung berada di garis kemiskinan. Monopoli harga oleh tengkulak menjadikan komoditi olahan petani berupa gula kocoran nilai ekonomisnya sangat rendah. Akibatnya, petani aren hanya orang-orang tua yang tidak lagi produktif.

Berangkat dari kondisi memprihatinkan itulah petani usia 29 tahun ini mengaku tergerak melakukan sesuatu. Padahal potensi aren di daerah tersebut sangat baik, bahkan salah satu komoditi dengan kualitas paling bagus.

"3 tahun lalu, saya mulai konsentrasi mencari cara untuk meningkatkan taraf hidup petani aren," kata dia ketika diwawancara wartawan, Selasa (14/6/2022).

Berawal  ketika dirinya mencari cara bagaimana melepaskan ketergantungan petani dengan tengkulak dan bagaimana membuat produk yang bernilai tinggi.

"Alhamdulillah kami dipertemukan dengan Bu Letty pemilik pabrik pengolahan gula aren, PT Mitra Aren Indonesia (MAI)," ujar dia.

Setelan pertemuan, ke pertemuan berikutnya terjadi kesepakatan pabrik PT MAI siap membeli gula aren dengan harga yang kompetitif.

Kemudian, tidak hanya sebatas transaksional pembelian produk gula aren, tetapi juga mengajarkan bagaimana petani menghasilkan gula aren yang berkualitas.

Lalu, produksi gula aren pun dilakukan dengan cara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan. Tidak menggunakan pengawet berbahan kimia dan diolah secara higienis.

"Petani juga tidak lagi mengolah gula aren kocoran tetapi dibuat menjadi gula semut. Harganya pun jauh lebih tinggi dibandingkan produk yang telah turun temurun dibuat petani," imbuh Surya lagi. 

Ajak Pemuda jadi Petani Aren

Mayoritas petani aren selama ini masih didominasi meraka yang  berusia tua. Tak jauh berbeda dengan daerah lain, generasi muda masih enggan melanjutkan usaha keluarga turun temurun tersebut.

Surya sendiri, juga sebagai anak penyadap aren sehingga selalu berusaha ingin agar aren tetap bisa dilestarikan.

Terlebih, secara khusus pohon aren tidak hanya dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan hidup masyarakat. Pohon aren tentunya syarat dengan beragam makna dari sejarah sampai dengan berperan dalam menjaga lingkungan.

Ia menegaskan, upaya melestarikan pohon aren terus digalakkan. Mengajak pemuda-pemuda desa untuk mulai melanjutkan usaha leluhur memang tidak mudah.

Kekinian, sayangnya, ia mengungkapkan dari 50 orang lebih petani di kelompoknya, sudah ada petani-petani muda yang mulai memilih menjadi petani aren.

Hal tersebut, tambah Surya tentunya sangat mengembirakan karena keterlibatan pemuda dalam usaha melestarikan pohon aren dan memroduksi gula semut sangat penting.

"Pemuda tentunya lebih unggul, dan generasi tua harus agar usaha gula aren terus berjalan," ungkapnya.

Di sisi lain, untuk mendukung produksi gula semut sesuai standar yang ditetapkan pabrik PT MAI, perusahaan tersebut juga secara berkala memberikan bantuan, baik berupa alat memasak maupun peralatan pendukung lainnya.

Pada masa mendatang,, Surya berharap agar semakin  banyak pemuda-pemuda yang mau menjadi petani. Karena setelah, dijalani sebenarnya pendapatan dari bertani gula aren lebih mencukupi ketimbang bekerja di kota, sebab harga tidak lagi tergantung tengkulak karena dipasok langsung ke PT MAI dengan harga yang sangat baik.

Setiap pekan sedikitnya 3 ton gula semut dikirim ke PT MAI, perusahaan tersebut memasok kebutuhan gula aren cair dan gula semut untuk sejumlah korporasi dan kedai kopi kekinian, baik dalam maupun luar negeri. ***

Editor: Rohmat
Tags Petani ArenBagikan

Related Stories