Komunitas Jepun Artfriends Pamerkan Karya-karya “Drawing” Terbaru

Para perupa Jepun Artfriends (Balinesia.id/jpd)

Gianyar, Balinesia.id – Sebanyak 13 karya drawing karya tujuh orang perupa Bali anggota Jepun Artfriends dipamerkan di K Sudana Gallery, Jalan Sanggingan, Ubud, Bali. Pameran yang digelar untuk memperingati Bulan Menggambar Nasional tiap bulan Mei itu digelar selama dua minggu, antara 15-29 Mei 2022.

Karya-karya yang ditampilkan pada pameran tersebut antara lain “Buda, Topeng, Kaktus, dan Binatang” karya I Made Wiradana; Stone of Happines #1”  dan “Stone of Happines #2”; karya I Made Arya Palguna; “View of Edery Café” dan “Five Butterflies” karya V. Dedy Reru; “How to Draw Face to Face” dan “Making Love” karya I Kadek Dwi Armika; “Green Man” dan “Mask” karya Pande Nyoman Alit Wijaya Suta; “Gambara” dan “Belenggu Cinta” karya I Made Suatmika; serta “Bullfightter” dan “Affaction” karya I Made Romi Sukadana.

Baca Juga:

Perwakilan perupa Jepun Artfriends, I Made Arya Palguna mengatakan, Selasa, 17 Mei 2022 mengatakan bahwa seluruh karya yang dipamerkan merupakan bentuk respons mereka terhadap konsep drawing atau menggambar. “Menggambar atau penggambaran adalah bagian penting dalam sebuah karya seni. Menggambar atau drawing itu adalah pijakan dasar yang menentukan akan ke mana sebuah karya berbicara,” katanya.

Seluruh karya yang ditampilkan memadukan garis-garis linier, gores pensil, atau torehan arang yang padat teratur sehingga kesan drawing tetap muncul. Beberapa karya juga memakai media baru untuk menterjemahkankan unsur-unsur drawing, seperti penggunaan kawat atau besi sebagai pengejewantahan sebuah garis. “Itu menjadi sebuah keunikan bagi kami,” katanya.

“Menurut kami, drawing bukan sakadar penerjemahan secara harfiah, tapi juga sebagai kompleksitas dari proses berkesenian setiap perupa. Pengalaman, karakter, dan proses kami dalam berkesenian tetap kami kedepankan meskipun dalam bentuk drawing,” kata Arya Palguna.

Menurutnya, goresan dan garis merupakan sebuah luapan emosi sesaat terhadap sesuatu. “Bagi kami drawing sudah masuk sebagai kompleksitas jati diri kami, di mana justru itu menimbulkan daya tarik dan pertanyaan-pertanyaan baru,” kata dia. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories