Ketakutan dan Keserakahan Investor Aset Kripto Kerap Berakhir Kerugian

Ilustrasi aset kripto (Pixabay)

Jakarta, Balinesia.id - Para investor aset kripto diingatkan agar bisa mengelola emosi saat pasar sedang diterpa fase 'bearish' sebab ketakutan dan keserakahan yang menjadi motivator kuat dan sering kali dapat menyebabkan pengambilan keputusan cepat yang berakhir kehilangan keuntungan.

Peringatan itu disampaikan VP Marketing PT Crypto Indonesia Berkat (Tokocrypto) Adytia Raflein saat fase bearish menerpa pasar kripto.

Adytia Raflein membagikan tips-tips investasi aset kripto saat pasar sedang diterpa fase bearish.

"Langkah penting adalah menyadari bahwa ketakutan dan keserakahan adalah motivator yang kuat dan sering kali dapat menyebabkan pengambilan keputusan cepat yang berakhir dengan kehilangan keuntungan," kata Adytia melalui keterangan tertulis, Jumat, 8 Juli 2022.

Jika melihat Bitcoin (BTC) yang sudah turun hingga 70% dari pencapaian level tertinggi sepanjang masa (all time high) pada November 2021, sejatinya pasar kripto saat ini berada di fase bearish.

Kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan pun berada di bawah nilai US$1 triliun (Rp14,98 kuadriliun dalam asumsi kurs Rp14.981 perdolar Amerika Serikat/AS). untuk pertama kalinya sejak Januari 2021.

Untuk itu, dengan melihat kondisi pasar kripto yang belum mengalami pemulihan sepenuhnya, lima tips ini penting diketahui para investor aset kripto tatkala pasar sedang diterpa tren bearish:

1. Terapkan strategi buy the dip dan dollar cost averaging

Pasar aset kripto dikenal sangat fluktuatif sehingga investor tidak boleh diam begitu saja saat melihat portofolio anjlok karena pasar yang sedang bearish.

Ketika pasar sedang lesu, sebaiknya investor melakukan riset dan mencari aset-aset yang berpotensi untuk mengalami pemantulan setelah harganya turun.

Idenya adalah, jika harga kripto yang dibeli sebelumnya kembali ke level tertinggi, investor akan mendapatkan keuntungan yang bagus.

"Meskipun membeli kripto di saat harga turun dapat dilakukan dalam satu perdagangan, strategi yang paling direkomendasikan adalah menerapkan dollar cost averaging (DCA),” ujar Adytia.

Dollar cost averaging adalah strategi membagi pembelian kripto menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dari waktu ke waktu.

"Misalnya, kamu punya cadangan dana sebesar Rp1 juta. Strategi DCA yang baik adalah memecah jumlah tersebut menjadi lima tahap senilai Rp200 ribu atau 10 tahap senilai Rp100 ribu dan menempatkan perdagangan menggunakan jumlah yang lebih kecil tersebut," kata Adytia.

Akan lebih baik bagi investor untuk membeli aset kripto dengan nominal kecil dan menunggu untuk melihat apakah harganya akan naik atau jatuh.

Dengan menerapkan strategi ini, hasil yang diperoleh biasanya akan jauh lebih baik ketimbang menggelontorkan semua modal dalam satu perdagangan.

2. Memperketat pengelolaan risiko

Penting diketahui, aset kripto adalah instrumen investasi yang risikonya cukup tinggi. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap investor untuk mengelola risikonya masing-masing.

"Tetapkan batas berapa banyak kamu berinvestasi dalam aset kripto tertentu dan jangan tergoda untuk berinvestasi dengan lebih banyak uang daripada yang bisa ditanggung jika mengalami kerugian," papar Adytia.

3. Gunakan indikator untuk menentukan titik masuk yang tepat

Melalukan prediksi pergerakan harga berdasarkan tren, indikator, dan pola grafik adalah suatu strategi yang biasa digunakan oleh investor yang memiliki pemahaman tentang analisis teknikal.

Tentu saja tidak ada indikator yang benar secara mutlak, tetapi seringkali dapat memberi sinyal yang kuat saat harus membeli di saat harga kripto mengalami penurunan.

Salah satu metode yang populer adalah penggunaan indikator relative strength index (RSI) yang bisa menandakan titik oversold (sinyal bulish) dan overbought (sinyal bearish).

4. Diversifikasi portofolio

Seperti halnya investasi saham, diversifikasi aset adalah strategi yang perlu diterapkan untuk meminimalisasi risiko kerugian.

Ketika pasar sedang bearish, altcoin bisa jadi pilihan yang lebih menguntungkan ketimbang Bitcoin. Oleh karena itu, mengakumulasi dan memperjualbelikan altcoin cenderung lebih menguntungkan tren pasar sedang menurun.

"Tidak ada gunanya berinvestasi terlalu banyak dalam satu aset kripto tunggal. Seperti halnya saham, sebarkan dana di antara berbagai aset kripto. Ini berarti investor tidak mengambil risiko yang tinggi, jika salah satu dari mereka jatuh nilainya terutama karena harga pasar dari investasi ini sangat fluktuatif," papar Adytia.

5. Kelola emosi dengan baik

Menurut Adytia, tidak mudah untuk mengelola emosi saat pasar sedang bearish. Pengelolaan emosi adalah hal yang paling sulit dikuasai saat mempelajari cara berinvestasi kripto secara profesional.

"Langkah penting adalah menyadari bahwa ketakutan dan keserakahan adalah motivator yang kuat dan sering kali dapat menyebabkan pengambilan keputusan cepat yang berakhir dengan kehilangan keuntungan," tutup Adytia. ***

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 08 Jul 2022 

Bagikan

Related Stories