Inflasi Bali pada Juli 2022 Capai 0,92 Persen Lampaui Nasional

Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,30 persen. (trenasia.com/Ismail Pohan)

Denpasar, Balinesia.id - Inflasi di Provinsi Bali pada bulan Juni 2022 mencapai 0,92% (mtm) atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,71 % (mtm).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, menyatakna itu dalam siaran persnya, Minggu (3/7/2022).

Dijelaskan Trisno Nugroho inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 0,61 % (mtm).

Mengacu rilis BPS Provinsi Bali, inflasi Bali pada bulan Juni 2022 mencapai 0,92% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,71 % (mtm) dan lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 0,61 % (mtm).

Peningkatan atan inflasi di bulan Juni terutama bersumber dari kenaikan harga kelompok volatile food disusul core inflation. Sementara itu kelompok administered price mengalami deflasi.

Kata Trisno Nugroho, secara tahunan, Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 5, 75% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 4,39% (yoy) dan inflasi nasional sebesar 4,35% (yoy),” jelas Trisno.

Kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 3,88% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan Mei yang sebesar 0, 71 % (mtm).

"Kenaikan harga kelompok volatile food didorong oleh naiknya harga cabai rawit, cabai merah, bawang merah, tomat, telur ayam ras dan daging ayam ras," ungkap mantan Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta.

Naiknya harga komoditas cabai rawit, cabai merah, bawang merah, dan tomat disebabkan oleh penurunan pasokan dari produksi daerah sentra yang disebabkan cuaca kurang kondusif.

Kenaikan harga telur ayam ras dan daging ayam ras disebabkan oleh kenaikan kebutuhan bahan pangan selama perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Di Sisi lain, laju inflasi volatile food tertahan oleh menurunnya harga minyak goreng yang dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, produksi CPO dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik dengan melakukan pelarangan ekspor CPO pada Mei 2022.

Disebutkan, kelompok barang inflasi inti (core) tercatat sebesar 0,45% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,80% (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi core adalah canang sari, mie, upah asisten rumah tangga, bakso siap santap, dan kopi bubuk.

Peningkatan harga canang sari dipengaruhi oleh kenaikan permintaan untuk perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Sementara itu, kenaikan harga mie diakibatkan adanya kenaikan harga gandum sebagai bahan baku pembuatan mie, sedangkan kenaikan harga bakso diakibatkan meningkatnya harga daging ayam ras.

Di sisi lain, barang administered price mencatat deflasi sebesar -0,09% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,39% (mtm).

Deflasi terjadi terutama disebabkan oleh penurunan tarif angkutan antar kota, angkutan udara, dan tarif kendaraan roda dua online.

Fenomena ini didorong oleh kembali normalnya permintaan pada Juni 2022 setelah terjadi kenaikan pada bulan sebelumnya sehubungan dengan Iiburan Hari Raya Idul Fitri 2022. ***

 


Related Stories