Industri Perbankan, Maritim dan Penerbangan Sasaran Kejahatan Siber Ransomware

Jakarta, Balinesia.id– Tiga industri mulai perbankan atau keuangan martm hngga penerbangan menjadi incaran serangan kejahatan sber dalam bentuk ransomware.

Perusahaan penyedia layanan keamanan siber pure-play dan end-to-end terbesar di Asia yang berbasis di Singapura, Ensign InfoSecurity, mengungkapkan ada tiga industri tersebut paling rentan terkena serangan siber dalam bentuk kejahatan ransomware.

Kata Executive Vice President Internasional Business Ensign InfoSecurity Charles Ng, kejahatan siber dewasa ini tengah menjadi suatu kehadiran yang kian mengancam seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan adopsi digital di seluruh dunia.

• Percepat Produksi, Klungkung kembangkan Sistem Tunnel untuk Pemanenan Garam
• OJK: Digital Trust Penting Dikembangkan dalam Mitigasi Risiko Produk Keuangan
• Cuaca Ekstrem Akibatkan Banjir dan Longsor di Bali

Dari riset Ensign InfoSecurity, kejahatan ransomware tengah menjadi ancaman yang terus meningkat.

Diketahui, ransomware adalah serangan siber berupa pengiriman malware (perangkat lunak yang dirancang untuk menyerang sistem) untuk mengunci dan mengenkripsi perangkat komputer milik korban.

Tiga industri yang paling rentan terkena serangan ransomware  adalah perbankan atau keuangan, maritim, dan penerbangan.

• Hilirisasi Industri, Presiden Jokowi Ingatkan Investor Wajib Gandeng Pengusaha Lokal
• Presiden Yakini Pembelian Produk Dalam Negeri Bakal Tingkatkan Kapasitas UMKM
• Jaga Konsumsi dan Daya Beli Masyarakat, Jokowi: Ya Bayarannya Ini Rp502 Triliun

Data dihimpun Ensign InfoSecurity, ketiganya tercatat sebagai industri yang paling banyak melaporkan kasus ransomware.

Walaupun tidak menyebutkan datanya secara spesifik, namun Charles menjelaskan alasan yang membuat ketiga industri tersebut cukup rentan terkena serangan ransomware.

“Yang pertama adalah bank atau finance karena para peretas bisa mendapatkan uang dari sana,” ujar Charles dalam Konferensi Pers Pembukaan Ensign InfoSecurity Indonesia, Selasa, 11 Oktober 2022.

Menurutnya, industri maritim dan penerbangan pun bisa memberikan keuntungan bagi peretas, misalnya dengan memanipulasi pengelolaan ekspedisi lewat jalur udara dan laut.

Lebih lanjut, bahayanya, ekspedisi lewat jalur udara dan laut ini sering digunakan untuk penyaluran pasokan dalam beragam bentuk sehingga serangan siber yang terjadi pada kedua industri yang bersangkutan pun dapat menyebabkan kerugian yang tidak sedikit.

Serangan siber kata Charles, yang terjadi pada suatu perusahaan dapat memberikan kerugian sekitar US$3 juta (Rp45 miliar dalam asumsi kurs Rp15.000 perdolar Amerika Serikat/AS) hingga US$8 juta (Rp120 miliar).

“Rata-rata US$3 juta – US$8 juta untuk mayoritas perusahaan global, dan bergantung juga pada ukuran dan bidang perusahaan,” ungkapnya.

Chief Executife Officer (CEO) Ensign InfoSecurity Tammie Tham menambahkan, pada dasarnya pelaku kejahatan siber berpotensi untuk menyerang sistem-sistem digital yang dapat memberikan keuntungan dalam bentuk uang.

“Di mana pun uang berada, para peretas akan mencari kesempatan,” tutur Tammie.

Guna menjaga ketahanan industri dalam keamanan siber sekaligus memajukan industri di skala global, Ensign InfoSecurity melakukan ekspansi dengan mendirikan kantor di beberapa negara, salah satunya Indonesia.

Setelah memberikan solusi keamanan siber sejak tahun 2019, akhirnya Ensign InfoSecurity meresmikan kantor baru di Jakarta Selatan sebagai upaya perusahaan untuk memperkuat layanan di Tanah Air.

Tammie pun menerangkan bahwa Ensign InfoSecurity tidak hanya tumbuh secara eksponensial dari segi kapasitas dan jangkauan.

Perusahaan yang didirikan pada tahun 2018 itu terus berinvestasi secara masif di riset dan pengembangan (research and development/R&D) yang didukung oleh talenta-talenta plihan.

“Hal ini membuat Ensign InfoSecurity dapat menjawab kebutuhan klien kami untuk perlindungan, deteksi, dan penanganan keamanan siber secara akurat,” Tammie menambahkan. ***

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 11 Oct 2022