Gandeng Kaum Muda, DTFL Lanjutkan Konservasi Ekosistem Mangrove di Bali

Djarum Trees for Life (DTFL), kembali lanjutkan program konservasi ekosistem mangrove. Melibatkan 150 mahasiswa Djarum Trees for Life (DTFL) menanam 5.000 Mangrove di Pemogan, Rabu, 31 Agustus 2022. (Djarum Foundation)

Denpasar, Balinesia.id-Djarum Trees for Life (DTFL), kembali melanjutkan program konservasi ekosistem mangrove yang melibatkan 150 mahasiswa menanam 5.000 Mangrove di Pemogan, Rabu, 31 Agustus 2022.

Tanam 5.000 mangrove  dilakukan juga sebagai upaya mendukung agenda pemerintah terkait penyelenggaraan KTT  G20 pada November 2022 mendatang. 

Selain mahasiswa DTFL juga mengajak Direktorat Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove, Direktorat Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Pemerintah Provinsi Bali; akademisi; tokoh muda peduli  lingkungan.

Upaya pelestarian mangrove harus berkelanjutan mengingat tanaman yang hidup di wilayah perairan ini rentan mengalami kerusakan, baik secara alami maupun karena aktivitas manusia. 

Mangrove berperan sentral, termasuk dalam hal serapan emisi karbon yang sangat besar dari mangrove. kami akan berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah dalam pelestarian mangrove di Indonesia,” tegas Vice President Director Djarum Foundation FX Supanji.

Direktur Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove, Direktorat Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ir.Inge Retnowati, M.E. mengatakan semakin banyak lahan mangrove yang dibuka, maka akan semakin membantu dalam pengendalian iklim.

Untuk memaksimalkan nilai ini, perlu kerja sama berbagai pihak, dari kementerian, akademisi hingga peran swasta. Kami mengapresiasi upaya Djarum Trees for Life, termasuk dengan mengajak mahasiswa untuk sedari awal memahami upaya pelestarian mangrove untuk masa depan ini"

Gubernur Bali, I Wayan Koster dalam sambutannya diwakili Asisten Pemerintah dan Kesra, Sekda Provinsi Bali, I Gede Indra Dewa Putra, menyampaikan, kegiatan ini merupakan bentuk aksi nyata penanaman mangrove, sebagai simbol upaya keberlanjutan lingkungan untuk mengurangi efek perubahan iklim.

"Keterlibatan mahasiswa Bali dalam acara ini juga menjadi hal yang positif untuk lebih memahami tentang pelestarian mangrove,” katanya.

Akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr. Soni Trison, S.Hut., M.Si,  yang melakukan mini study terkait  Pengelolaan Hutan Mangrove menjelaskan upaya DTFL dan mahasiswa ini dapat mendukung penyerapan 468,69 ton per hektar emisi karbon di Provinsi Bali, yang dapat dicapai dalam 20 tahun ke depan.

"Manfaat ini akan lebih optimal jika aksi rehabilitasi dan konservasi mangrove dilakukan secara terintegrasi hingga tahun 2042,” kata Soni Trison.

Nana Mirdad, selaku perwakilan generasi muda, mengajak hal kecil yang perlu kita lakukan dalan menjaga bumi kita adalah dengan mengenal alam kita dari awal.

"Tak kenal maka tak sayang. Jadi setelah kita mengenal baru kita kita lakukan untuk menyanyangi alam kita," kata Nana Mirdad mengingatkan. ***

Editor: E. Ariana

Related Stories