BBB V Ditutup Besok, 2 Tokoh Pengabdi Bahasa Bali akan Terima Bali Kerthi Nugraha Mahottama

Salah satu penampilan drama modern dalam rangkaian BBB ke-5 tahun 2023. (Balinesia.id/IST)

Denpasar, Balinesia.id – Bulan Bahasa Bali (BBB) ke-5 “Segara Kerthi: Campuhan Urip Sarwa Prani” akan ditutup besok, Selasa, 28 Februari 2023 di Taman Budaya Bali, Denpasar, oleh Gubernur Bali, Wayan Koster.

Sebagai acara pamungkas, BBB V akan dipurnakan dengan penyerahan Penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama. Konon, tahun ini ada dua orang yang dinilai telah berkomitmen tinggi untuk menjaga dan melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali akan menerima penghargaan tersebut. Sebelumnya, penerima ini akan mendapatkan pin emas dan sejumlah uang sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasanya.

Baca Juga:

Sumber terpercaya Balinesia.id mengatakan bahwa Bali Kerthi Nugraha Mahottama tahun 2023 akan diberikan pada dua sosok senior yang sudah malang melintang dalam dunia bahasa, aksara, dan sastra Bali.

Salah satunya, konon adalah seorang intelektual Bali yang suntuk, sosok penulis dan mantan pengajar di mana wija-wija pemikirannya banyak bertebaran dan memberi sumbangan bagi peradaban Bali modern.

Baca Juga:

Sebelumnya, dalam keterangannya, Senin, 27 Februari 2023, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gde Arya Sugiartha, menjelaskan bahwa seperti pelaksanaan sebelumnya, penghujung BBB ke-5 akan disemarakkan dengan pemberian beberapa penganugerahan.

Selain Bali Kerthi Nugraha Mahottama, pada malam yang sama Pemerintah Provinsi Bali juga akan memberikan penghargaan Pramana Patra Ambara Nugraha bagi lembaga penyiaran yang konsisten menggunakan bahasa Bali di dalam siarannya. Penghargaan juga akan diterima oleh para pemenang wimbakara selama hajatan BBB ke-5, termasuk penyerahan piagam Penetapan Warisan Budaya Tak Benda, baik tingkat Provinsi Bali maupun di kabupaten/kota.

Baca Juga:

Terkait dengan pelaksanaan BBB ke-5 yang digelar sebulan penuh, mantan Rektor ISI Denpasar ini menilai pelaksanaan BBB tahun inisemakin membaik. Hal ini setidaknya tercitra melalui partisipasi masyarakat.

“Kalau tahun lalu ada 277 desa yang tidak mengikuti pelaksanaan Bulan Bahasa Bali, maka tahun sekarang ada 49 desa yang tidak mengikuti atau sekitar 6 persen. Oleh sebab itu, ke depan akan kita dorong terus,” kata dia. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories