Feature
6 Strategi Investasi Hijau di Pasar Modal Agar Tetap Cuan dan Ramah Lingkungan
JAKARTA - Di tengah meningkatnya kepedulian generasi muda terhadap isu lingkungan dan sosial, istilah investasi hijau atau ESG semakin sering diperbincangkan. Topik ini tidak lagi terbatas di kalangan profesional, tetapi juga menarik minat investor dari generasi Milenial dan Gen Z yang ingin mengelola dana sekaligus berkontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Investasi berkelanjutan pun bukan sekadar tren sesaat. Seiring waktu, pendekatan ini berkembang menjadi salah satu strategi investasi dengan pertumbuhan tercepat di pasar modal global. Pada tahap awal, investasi berkelanjutan lebih banyak dimanfaatkan untuk menghindari sektor-sektor yang dinilai memiliki dampak negatif, seperti industri rokok dan minuman beralkohol.
Namun dalam beberapa waktu terakhir, pendekatan ini berkembang dengan memasukkan isu yang lebih luas, mulai dari pengelolaan emisi karbon, perlindungan keanekaragaman hayati, hingga etika tata kelola perusahaan.
BACA JUGA:
- 4 Alasan Mengapa Anda Ingin Mengonsumsi Makanan Manis Saat Sarapan
- Meski Terkesan Sepele, Ini 5 Manfaat Jalan Kaki untuk Kesehatan dan Kualitas Hidup Anda
- Kenali Fenomena Smartphone Pinky, Munculnya Lekukan Jari Akibat Terlalu Lama Pegang HP
Bagi investor muda, memahami ESG menjadi acuan penting karena investasi ini melihat risiko dari dua sisi. Pertama, bagaimana aktivitas perusahaan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial. Kedua, bagaimana isu-isu tersebut justru dapat memengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Perusahaan yang gagal mengelola limbah, berisiko menghadapi sanksi regulasi, penurunan reputasi, hingga tekanan konsumen, yang pada akhirnya dapat berdampak pada harga saham dan nilai investasi.
Oleh karena itu, ESG kerap dianggap sebagai strategi investasi yang rasional. Perusahaan yang mengintegrasikan prinsip ESG dalam bisnisnya dinilai lebih siap menghadapi risiko jangka panjang, dan cenderung memiliki daya tahan yang lebih baik dalam menghadapi gejolak ekonomi.
Seiring meningkatnya minat investor terhadap isu keberlanjutan, strategi investasi berbasis ESG semakin beragam. Melansir dari laman Yayasan KEHATI Senin, 15 Desember 2025, pendekatan investasi berkelanjutan di pasar modal tidak lagi bersifat tunggal, melainkan terbagi ke dalam sejumlah strategi yang dapat disesuaikan dengan tujuan dan profil risiko investor.
Adapun strategi investasi ESG yang kini banyak diterapkan di pasar modal adalah sebagai berikut.
Strategi Investasi ESG Agar Cuan dan Ramah Lingkungan
1. Strategi Eksklusi
Strategi ini dilakukan dengan cara menyaring dan mengecualikan perusahaan atau sektor tertentu dari portofolio investasi. Umumnya, sektor yang dihindari adalah industri yang dianggap memiliki dampak negatif besar terhadap lingkungan dan sosial, seperti tembakau, minuman keras, senjata, perjudian, atau perusahaan dengan catatan pelanggaran lingkungan serta HAM.
Strategi ini menjadi pintu masuk paling awal bagi investor yang ingin memastikan dana investasinya tidak mengalir ke aktivitas yang bertentangan dengan nilai keberlanjutan.
2. Strategi Best in Class
Berbeda dengan eksklusi yang menolak sektor tertentu, pendekatan best in class tetap berinvestasi di berbagai sektor industri, tetapi hanya memilih perusahaan dengan kinerja ESG terbaik di kelasnya.
Hal ini dimaknai bahwa perusahaan dinilai relatif terhadap pesaing di sektor yang sama. Strategi ini mendorong kompetisi positif antarperusahaan untuk meningkatkan praktik keberlanjutan tanpa harus menutup peluang investasi di sektor-sektor strategis.
3. Integrasi ESG (ESG integration)
Strategi ini menggabungkan analisis ESG secara langsung ke dalam proses pengambilan keputusan investasi. Faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola tidak diperlakukan sebagai pelengkap, melainkan menjadi bagian dari analisis fundamental perusahaan, sejajar dengan kinerja keuangan.
Dalam hal ini, investor menilai bahwa isu seperti perubahan iklim, tata kelola yang buruk, atau konflik sosial dapat menjadi risiko finansial yang nyata di masa depan.
4. Green Bond dan Instrumen Pendanaan Hijau
Green bond merupakan surat utang yang dananya secara khusus dialokasikan untuk membiayai proyek-proyek ramah lingkungan, seperti pembangunan energi bersih, pengelolaan limbah, atau infrastruktur hijau.
Bagi investor, instrumen ini menawarkan kombinasi antara imbal hasil tetap dan kontribusi nyata terhadap proyek keberlanjutan yang terukur, sehingga kedua pihak mendapatkan keuntungan maupun feedback yang setimpal.
Investasi yang diiringi dengan strategi ini, mampu memberikan manfaat jangka panjang berupa diversifikasi portofolio ke aset yang lebih kuat terhadap risiko transisi iklim. Selain itu, strategi tersebut juga mampu memperkuat citra investor sebagai entitas yang berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan di pasar modal global.
5. Impact Investing
Strategi ini menargetkan dampak sosial dan lingkungan yang jelas serta terukur, di samping keuntungan finansial. Investor tidak hanya menilai return, tetapi juga dampak yang dihasilkan, seperti penurunan emisi, peningkatan kesejahteraan masyarakat, atau perlindungan keanekaragaman hayati.
Umumnya, impact investing dilakukan dengan pemantauan dan pelaporan dampak secara berkala. Tujuan utamanya adalah menciptakan siklus umpan balik yang memungkinkan penyesuaian strategi investasi, agar dampak positif yang dihasilkan menjadi lebih efektif dan mampu mengatasi tantangan global.
6. Stewardship dan Engagement
Pendekatan ini menempatkan investor sebagai pihak aktif yang terlibat dalam mendorong perubahan di perusahaan tempat mereka berinvestasi. Investor dapat menggunakan hak suara dan dialog dengan manajemen untuk menuntut transparansi, perbaikan tata kelola, serta peningkatan kinerja ESG.
Strategi ini juga menegaskan bahwa kepemilikan saham juga membawa tanggung jawab dalam membentuk arah bisnis perusahaan. Oleh karena itu, investor berdampak secara aktif menggunakan hak suara mereka dan terlibat dalam dialog atau engagement dengan manajemen perusahaan untuk mendorong praktik yang lebih berkelanjutan, etis, serta bertanggung jawab secara sosial.
Keenam strategi tersebut membuka peluang lebih luas bagi investor muda untuk masuk ke pasar modal tanpa harus mengorbankan nilai-nilai keberlanjutan. Semakin berkembangnya indeks dan produk investasi berbasis ESG di Indonesia, ruang bagi milenial dan Gen Z untuk berinvestasi secara bertanggung jawab pun kian terbuka.
- Baca juga: Serangan Siber Meningkat, Infrastruktur Server Lokal Jadi Kunci Stabilitas Bisnis Digital
Investasi hijau bukan hanya soal mengejar keuntungan hari ini, tetapi juga tentang berkontribusi pada masa depan yang lebih adil, berkelanjutan, dan relevan dengan nilai generasi masa kini.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Maharani Dwi Puspita Sari pada 16 Dec 2025
