balinesia.id

PresidensiG20 Dorong Penguatan Kebijakan Moneter dan Makroprudensial

Senin, 18 Juli 2022 09:33 WIB

Penulis:Rohmat

Gubernur-Bank-Indonesia-Perry-Warjiyo-dan-Menkeu-Sri-Mulyani.jpg
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers pada side event G20 Finance Track: Finance and Central Bank Deputies (FCBD) dan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Nusa Dua (Balinesia)

Badung, Balinesia.id - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan Presidensi G20 terus mendorong penguatan kebijakan moneter serta makroprudensial yang didukung koordinasi melalui reformasi struktural.

Hal itu menjadi salah satu respon atas lima isu stertegis global sebagaimana mengemuka dalam Gala Seminar “Monetary and Financial Sector Policy to Support Stability and Recovery", sebagai side event yang yang menutup seluruh rangkaian side event G20 Finance Track: Finance and Central Bank Deputies (FCBD) dan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Nusa Dua, Bali, Minggu (17/7/2022).

Ditegaskan, lima isu strategis global Presidensi G20 Indonesia melalui Jalur Keuangan senantiasa mendorong pemulihan ekonomi yang lebih kuat

Perry Warjiyo mengungkapkan, respon atas lima isu strategis diwujudkan dengan pertama, pembentukan sistem kolaborasi dan kerjasama global untuk mengatasi tantangan kerawanan pangan (food insecurity).

Kedua menjaga stabilitas dan memperkuat pemulihan ekonomi melalui bauran kebijakan.

Lanjut dia, ketiga penguatan kebijakan moneter serta makroprudensial yang didukung koordinasi melalui reformasi struktural.

Keempat rancangan Central Bank Digital Currency (CBDC) untuk interoperabilitas dan pembayaran lintas-batas.

"Kelima mengembangkan kerangka untuk pembiayaan transisi menuju net zero emission," katanya dilansir dari keterangan tertulis.

Lebih lanjut, Presidensi G20 Indonesia memberikan referensi untuk melakukan exit strategy dari kebijakan luar biasa di masa pandemi untuk mendukung pemulihan, serta mengatasi efek luka memar (scaring effect) untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang yang tinggi.

Selain itu, Presidensi G20 Indonesia berhasil mengajak semua anggota untuk berkomitmen mempertahankan stabilitas keuangan global, termasuk dengan terus berkoordinasi dalam langkah-langkah kebijakan dan penerapan standar internasional.

Presidensi G20 Indonesia berhasil meyakinkan anggota untuk memperkuat komitmen mendukung transisi yang berjalan mulus (orderly), adil (just), dan terjangkau (affordable) menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan.  

Diketahui, terdapat lima isu strategis global yang dihadapi oleh otoritas pengambil kebijakan di dunia saat ini yakni Pertama, bagaimana mengatasi isu kesehatan akibat pandemi covid dan ketahanan pangan yang disebabkan gangguan pasokan.

Kedua, bagaimana mengintegrasikan berbagai kebijakan makroekonomi menjadi bauran kebijakan yang efektif. Ketiga, bagaimana menerapkan bauran kebijakan tersebut untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta memperkuat pemulihan ekonomi.

Keempat, bagaimana CBDC dapat dirancang sehingga dapat memfasilitasi konektivitas pembayaran lintas negara namun tetap menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan, lebih lanjut meramu mitigasi dampak negatif dari asset kripto terhadap stabilitas sistem keuangan melalui kerangka pengaturan dan pengawasan yang efektif.

Dan kelima, bagaimana sinergi antara upaya transisi, termasuk dukungan keuangan berkelanjutan menuju net zero carbon emissions. ***