balinesia.id

Lontar Berkerak Asap Dapur, Mahasiswa Sastra Jawa Datang Bersihkan

Senin, 06 November 2023 17:12 WIB

Penulis:E. Ariana

Editor:E. Ariana

Konservasi Lontar (2).jpeg
Konservasi Lontar oleh mahasiswa Prodi Sastra Jawa Kuna Universitas Udayana. (Humas Prodi Sastra Jawa Kuna.)

Denpasar, Balinesia.id – Mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra Jawa Kuna, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana (FIB Unud) didampingi sejumlah dosen melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berupa konservasi lontar di Unit Lontar Universitas Udayana (ULU), Senin, 6 November 2023. Mereka membersihkan lontar berkerak asap dapur yang dititipkan masyarakat di ULU belum lama ini.

Kegiatan konservasi yang diberi nama Raksa Rinaksan adalah satu dari enam mata acara Pekan Sastra Jawa Kuna. Pekan Sastra Jawa Kuna sendiri adalah program yang dibuat untuk merayakan HUT ke-65 Prodi Sastra Jawa Kuna dan  HUT ke-13 Himpunan Mahasiswa Sastra Jawa Kuna (Himawan). Tahun ini HUT Prodi Sastra Jawa Kuna dan Himawan mengusung “Sastra Nitya Rupa: Sastra Jawa Kuna Melintasi Ruang dan Masa” sebagai bentuk upaya mewariskan sastra Jawa Kuna di masa depan.

Raksa Rinaksan dilaksanakan di Ruang Penyimpanan Lontar ULU, FIB Unud. Lontar yang konon berasal dari daerah Bangli tersebut berjumlah 30-an lembar. Sayangnya kondisi lontar sudah sangat memprihatinkan karena tertutup kerak asap sehingga warnanya berubah menjadi hitam legam. Kondisi yang dialami lontar tersebut lantaran tinggalan kebudayaan tersebut disimpan di atas perapian warga. 

Ketua Panitia HUT ke-13 Himawan, I Made Sabda Wiguna, mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilakukan pihaknya menambah wawasan dan mengembangkan kecintaan generasi muda terhadap naskah-naskah warisan leluhur. Melalui konservasi lontar ini, ia berharap supaya ilmu yang didapatkan bisa bermanfaat untuk mahasiswa dan masyarakat.

“Kegiatan ini sangat menyenangkan, karena secara saya pribadi ini adalah hal yang baru dan bisa dipakai latihan supaya saat terjun ke masyarakat, ilmu ini bisa bermanfaat,” kata dia.

Baca Juga:

Ia mengatakan, berdasarkan penuturan staff ULU, pemilik lontar tersebut dahulu meletakkan lontar di atas tungku api, jadi residu asap yang dihasilkan oleh tungku api mempengaruhi naskah lontar, menyebabkan kondisinya sudah hitam, berkerak, berdebu dan diperkirakan tidak bisa dikonservasi hanya sekali.

“Rencana dari mahasiswa himpunan dan dosen juga akan turun ke masyarakat yang memiliki naskah lontar, terutama bagi masyarakat yang tidak tahu caranya merawat atau menjaga naskah. Kami ingin membantu masyarakat tersebut,” kata dia.

Sementara itu, Koordinator Prodi Sastra Jawa Kuna, Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum., mengatakan bahwa kegiatan Raksa Rinaksan atau konservasi lontar yang dilakukan di ULU adalah wujud implementasi dari pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam penanganan naskah lontar yang telah diberikan dalam mata kuliah konservasi.

Baca Juga:

“Melalui kegiatan konservasi lontar ini, mahasiswa tidak hanya paham tentang pengetahuannya, tetapi juga terampil dalam melakukan konservasi. Ketika mereka tamat dari program studi, mereka akan jadi insan profesional dalam penanganan naskah lontar,” katanya. 

Pekan Sastra Jawa Kuna berlangsung selama seminggu dengan berbagai mata acara yang terkait dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pekan Sastra Jawa Kuna dimulai dengan acara Punia Bakti (persemahan punia kepada dosen-dosen purnabakti) yang dilaksanakan pada Minggu (5/11). Selanjutnya dilaksanakan acara Raksa Rinaksana pada Senin (6/11); Utsawa (Lomba Apresiasi Sastra Kakawin) pada Selasa (7/11); Cāyārūpa (Gelar Film Berbasis Sastra Jawa Kuna) pada Rabu (8/11); Sabawarasa (Bincang Alih Wahana Sastra Jawa Kuna ke Sastra Modern) pada Kamis (9/11); dan Mahotsawa (Puncak Acara dan Seminar Nasional) pada Jumat (10/11).*