Indonesia
Kamis, 24 Oktober 2024 20:18 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Redaksi
JAKARTA – Tidak hanya menawarkan beragam lokasi wisata yang memukau, Bali juga memiliki kuliner legendaris yang patut dicoba. Makanan-makanan ini menjadi favorit para wisatawan yang berkunjung. Mulai dari ayam betutu, sate lilit dan lainnya.
Dan inilah beberapa kuliner khas Bali yang bisa kalian cicipi.
Ayam betutu merupakan ayam yang dibumbui dengan bumbu khusus dan dikukus dalam waktu yang cukup lama. Ayam betutu Bali ini memiliki cita rasa yang sangat khas dan unik, menjadikannya pilihan utama sebagai hidangan istimewa bagi para tamu yang berkunjung ke Bali.
Jika Anda berkeinginan untuk menyajikan ayam betutu Bali yang otentik, Anda dapat menggunakan bumbu-bumbu khas Bali seperti lengkuas, jahe, kayu manis, dan lainnya.
Ayam betutu Bali memancarkan cita rasa yang kuat dan gurih, menjadikannya salah satu hidangan yang sangat menggugah selera. Oleh karena itu, tak heran banyak wisatawan yang datang ke Bali khusus untuk menikmati lezatnya ayam betutu Bali.
Sate Plecing pada dasarnya mirip dengan sate umumnya yang ditusuk dan dibakar, perbedaannya terletak pada bumbunya. Sebelum dipanggang, sate ini sudah diolesi dengan bumbu, dan setelah dibakar, kemudian dicampur dengan bumbu plecing yang dominan dengan cabai merah, memberikan cita rasa pedas.
Ketika disantap, dagingnya empuk, cita rasa pedasnya sangat kuat dan khas, memberikan pengalaman nikmat yang mungkin membuat ingin mencicipinya lagi.
Nasi Campur Bali merupakan hidangan khas dari Bali yang terdiri dari nasi putih dan disajikan dengan beraneka ragam lauk pauk seperti ayam suwir, sate lilit, telur dadar, tempe goreng, tahu goreng, sayur lodeh, sambal, dan kerupuk.
Keistimewaan hidangan ini terletak pada cita rasa rempah-rempah Bali yang memikat. Selain itu, harganya juga terjangkau, sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan.
Serombotan adalah hidangan sayuran khas Bali yang berasal dari Klungkung. Terdiri dari berbagai jenis sayuran hijau yang dimasak dalam air rebusan, penampilannya hampir mirip dengan pecel.
Meskipun begitu, perbedaannya terletak pada saus bumbu kacang yang digunakan. Selain itu, serombotan juga disajikan dengan taburan kelapa sangrai yang telah dimasak dengan bumbu khusus khas Bali.
Nasi tepeng merupakan hidangan khas Bali yang berasal dari Kabupaten Gianyar. Penjual nasi tepeng tersebar di berbagai tempat, seringkali dijadikan sarapan pagi oleh penduduk setempat.
Keistimewaan dari menu sarapan pagi khas Gianyar Bali ini terletak pada rasa pedasnya. Nasi tepeng disajikan dengan berbagai bumbu rempah-rempah khas Bali, memberikan cita rasa yang unik.
Dalam satu hidangan nasi tepeng, biasanya terdapat nangka muda, ayam goreng, kacang panjang, kacang merah, terong, kelor, dan telur. Umumnya, hidangan ini disajikan dengan daun pisang untuk menambah aroma yang lezat.
Awalnya, sate lilit merupakan hidangan khas dari Klungkung. Tetapi sekarang, sate lilit dapat ditemui di seluruh penjuru Bali. Mulanya, sate lilit terdiri dari daging babi dan ikan laut, namun seiring waktu, variasi hidangan ini juga mencakup daging ayam atau sapi, untuk memenuhi permintaan wisatawan yang tidak mengonsumsi daging babi.
Tampilan sate lilit khas dengan warna kuning yang sangat menggoda. Warna tersebut dari campuran kunyit dalam bumbu basa genep yang dicampur dengan adonan daging dan kelapa parut.
Rasa sate lilit terasa gurih, manis, dan sedikit pedas. Berbeda dengan sate umumnya, sate lilit dapat dinikmati tanpa menggunakan bumbu kacang. Kamu dapat menikmati sate lilit secara langsung atau memadukannya dengan sambal matah dan hidangan lainnya sesuai selera.
Nasi jenggo adalah makanan siap saji yang disajikan dalam bungkusan daun pisang dengan porsi kecil. Sebelum krisis moneter pada 1997, nasi jenggo dijual per porsi dengan harga Rp1500. Dalam Bahasa Hokkien, jeng go artinya seribu lima ratus.
Karena porsinya kecil, pembeli biasanya membeli beberapa bungkus nasi jinggo agar bisa merasa kenyang. Selain sebagai makanan, nasi jinggo juga digunakan sebagai sajian alternatif dalam berbagai upacara keagamaan seperti ngaben, perayaan ulang tahun, dan rapat.
Tum ayam merupakan sajian khas Bali yang pembuatannya serupa dengan pepes. Umumnya, hidangan ini terdiri dari campuran daging ayam cincang dan berbagai bumbu. Daging ayam yang telah dicincang halus diberi rempah-rempah dan santan, kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dikukus.
Seperti yang tergambar dari namanya, Tum ayam disajikan dalam bungkus daun pisang yang membentuk tum. Anda dapat mengganti bahan dari tum ayam dengan protein lain yang tersedia di rumah, sambil tetap menggunakan campuran bumbu halus yang tertera dalam resep.
Kue Laklak atau yang biasa disebut Jaje Laklak adalah kue mungil yang berbentuk lingkaran berdiameter 3 cm dan memiliki rasa yang legit. Secara umum, Jaje Laklak berwarna putih dan ada pula yang berwarna hijau, warna pink/merah.
Warna kue itu berasal dari pewarnaan alami yaitu berasal dari air daun pandan yang dicampurkan kedalam adonan atau warna merah yang berasal dari buah naga. Jaje Laklak berbahan dasar tepung beras, dicetak menggunakan cetakan serabi tanah liat.
Setelah matang, Jaje Laklak akan berlubang-lubang dibagian permukaannya. Tempat pembuatannya pun masih tradisional, itulah yang membuat rasa kue ini sangat khas dan pastinya terasa alaminya.
Tipat cantok adalah hidangan khas Bali, terutama dari Desa Ungasan, yang merupakan hasil perpaduan antara ketupat dengan bumbu kacang tanah goreng, gula merah, kencur, bawang putih goreng, jeruk limau, dan garam.
Beberapa penjual mungkin menambahkan petis udang ke dalam bumbu cantok, sementara yang lain mungkin menambahkan tauco.
Bumbu-bumbu ini dihaluskan dengan menggunakan cobek, lalu diisi ke dalam tipat bersama potongan tahu goreng, tauge rebus, kacang panjang rebus, dan kangkung rebus. Setelah diaduk rata, hidangan ini siap untuk disajikan.
Lawar merupakan gabungan dari sayur-sayuran, bumbu khas Bali, kelapa, terasi, dan daging yang telah dicincang. Nama lawar bervariasi tergantung pada jenis daging dan sayuran yang digunakan.
Sebagai contoh, Lawar Penyu disebut demikian karena menggunakan daging penyu, sementara Lawar Nangka dinamakan demikian karena sayur yang digunakan berasal dari nangka. Jika tanpa penggunaan darah hewan, disebut Lawar Putih.
Karena menggunakan darah hewan, Lawar Bali hanya dapat bertahan setengah hari jika ditempatkan di udara terbuka. Orang Bali meyakini bahwa Lawar bukan hanya makanan biasa, melainkan juga memiliki simbolisme yang mencerminkan keharmonisan dan keseimbangan.
Nah, itulah beberapa kuliner khas Bali yang bisa kalian cicipi saat berlibur di sana!
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 31 Dec 2023
23 hari yang lalu