Ekonomi & Pariwisata
Waduh, Merawat Orang Sakit Bisa Bikin Stres Tapi Turunkan Risiko Depresi
JAKARTA - Merawat orang yang sedang sakit atau istilahnya menjadi caregiver, kepada orang tua atau pasangan lanjut usia memang pekerjaan yang tidak mudah. Seseorang yang menjadi caregiver atau perawat dapat menimbulkan stres, namun sebuah studi terbaru dari seorang peneliti di The University of Texas di Austin mempertanyakan hubungan antara menjadi caregiver dengan faktor risiko depresi yang mungkin tengah mereka hadapi.
Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Advances in Life Course Research. Dikutip dari laman Medical Express, hasil penelitian menunjukkan bahwa depresi pada caregiver orang dewasa sebagian besar disebabkan oleh masalah kesehatan yang dialami orang yang mereka cintai. Sementara menjadi caregiver dikaitkan dengan lebih sedikit gejala depresi.
“Penelitian selama puluhan tahun mengenai topik ini menunjukkan bahwa ada aspek positif dan negatif dalam menjadi seorang caregiver,” kata Sae Hwang Han, asisten profesor di Departemen Perkembangan Manusia dan Ilmu Keluarga yang merupakan penulis makalah tersebut.
- 3 Dampak Toxic Positivity pada Kesehatan Mental
- 5 Rekomendasi Drama dan Film di Viu untuk Hangatkan Momen Natal dan Tahun Baru
- Waspada! Kenali Diabetes dan Cara Sederhana Mencegahnya
“Secara luas diasumsikan bahwa dampak negatifnya jauh lebih besar daripada dampak positifnya, bahwa menjadi caregiver merupakan pemicu stres kronis dan memberikan kontribusi terhadap kesehatan dan kesejahteraan yang lebih buruk. Namun bukti tidak selalu mendukung hal tersebut.” lanjutnya.
Studi terbaru menemukan bahwa caregiver memiliki angka harapan hidup lebih lama jika dibandingkan dengan non caregiver dan banyak pengasuh menggambarkan kegiatan caregiving atau pengasuhan sebagai pengalaman positif yang memberi mereka makna dan tujuan. Kontradiksi inilah yang mendorong Han melakukan penelitian.
“Sebagian besar penelitian sebelumnya dimulai dengan mengidentifikasi caregiver dan membandingkan kesejahteraan mereka dengan yang non caregiver,” kata Han.
Han meneliti sekelompok anak-anak dewasa berusia di atas 50 tahun yang memiliki ibu yang masih hidup. Dia melacak perubahan dalam kesehatan mental mereka ketika beberapa ibu menjadi cacat atau mengalami gangguan kognitif dan anak-anak dewasa menjadi caregiver.
Han menemukan bahwa anak-anak dewasa menjadi lebih depresi ketika kesehatan ibu mereka memburuk, namun tidak menemukan bukti bahwa menjadi caregiver memperburuk depresi mereka.
- Demi Tutupi Tagihan, Mayoritas Gen Z Terpaksa Harus Ambil Pekerjaan Sampingan
- Ini Dia Daftar Promo Harbolnas, Dari Wingstop hingga Kopi Kenangan
- Ternyata Begini Sejarah Harbolnas 12.12 yang Selalu Ditunggu-tunggu
Sebuah studi pada tahun 2021 yang dilakukan oleh Han dan rekannya juga menemukan bahwa pasangan yang memberikan caregiving kepada pasangannya mengalami efek serupa.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 18 Dec 2023