Topang Pertumbuhan Bisnis, Bank Syariah Gelar Right Issue Terbitkan Enam Miliar Lembar Saham

Karyawan memberikan salam kepada nasabah di kantor cabang Bank Syariah Indonesia (BRIS) Jakarta Hasanudin, Jakarta, Rabu, 17 Februari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

(TrenAsia/Ismail Pohan. )

Jakarta, Balinesia.id - Guna menopang pertumbuhan bisnis perseroan dengan menambah dana kredit yang disalurkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) bakal menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau right issue dengan menerbitkan enam miliar lembar saham seri B.

Adapun nilai nominal yang ditawarkan BRIS dalam aksi ini sebesar Rp500 perlembar saham dan akan diterbitkan dari portofolio perseroan serta dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Regulasi itu diantaranya Peraturan BEI Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat, Lampiran Keputusan Direksi PT BEI Nomor Kep-00101/BEI/12-2021 tanggal 21 Desember 2021.

"Saham baru tersebut akan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal, termasuk hak atas dividen dengan saham seri B perseroan lainnya yang telah ditempatkan dan disetor," tulis direksi Bank Syariah Indonesia melalui keterbukaan informasi BEI, Selasa, 16 Agustus 2022.

Ditegaskan, Right issue ini akan dilaksanakan berdasarkan persetujuan pemegang saham perseroan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) dan pernyataan pendaftaran perseroan yang akan disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pemegang saham yang tidak melaksanakan right issue, maka persentase kepemilikan saham atas perseroan akan berkurang hingga sebanyak-banyaknya 12,73%.

Bank Syariah Indonesia juga menyatakan, perseroan berhak untuk mengeluarkan sebagian dari/atau seluruh jumlah maksimum saham yang disetujui untuk diterbitkan berdasarkan keputusan RUPSLB.

Ketentuan-ketentuan right issue, termasuk harga pelaksanaan dan jumlah final atas saham baru yang akan diterbitkan, akan diungkapkan melalui prospektus yang akan diterbitkan dan disediakan kepada pemegang saham yang berhak pada waktunya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Masih dalam keterangannya, Bank Syariah Indonesia akan menyampaikan pernyataan pendaftaran right issue kepada OJK setelah dilaksanakannya RUPSLB pada 23 September 2022. Right issue akan dilaksanakan setelah pernyataan pendaftaran perseroan tersebut dinyatakan efektif oleh OJK, dan direncanakan untuk selesai pada kuartal IV-2022.

Pihak Direksi Bank Syariah Indonesia juga menuliskan, informasi final dan rinci sehubungan dengan penggunaan dana akan diungkapkan dalam prospektus yang akan diterbitkan dalam rangka PMHMETD I dan disediakan kepada pemegang saham yang berhak pada waktunya.

Pengaruh Right Issue terhadap Kondisi Keuangan Perseroan dan Pemegang Saham

Diketahui, right issue ini digelar Bank Syariah Indonesia untuk menjadi menempati 10 besar bank syariah global dengan aspirasi aset Rp500 triliun pada tahun 2025 dengan tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) di atas 18%.

Guna mewujudkan visi tersebut, perseroan pun berupaya melakukan ekspansi pertumbuhan secara organik dan anorganik. Bank Syariah Indonesia menargetkan pertumbuhan kredit dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (compound annual growth rate/CAGR) di atas 15% pada tahun 2025.

Perseroan membutuhkan tambahan modal agar rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan dapat melampaui 20% guna mendukung rencana besar itu, di mana pada akhir tahun 2025 yang mana saat ini CAR perseroan berada di kisaran 17%.

Kembali ditegaskan dalam tulisan Direksi Bank Syariah Indonesia, dengan rencana PMHMETD I, perseroan akan memiliki kecukupan modal yang baik dengan CAR >20% dan penambahan profitabilitas yang optimal bagi pemegang saham dengan proyeksi dan ROE >20%.  ***

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 17 Aug 2022 

Editor: Rohmat
Bagikan

Related Stories