Tiga Buku dan Sebuah Film Pendek Yayasan Puri Kauhan Ubud Diluncurkan untuk Wacanakan Pelestarian Alam

Peluncuran buku dan film pendek Sastra Saraswati Sewana oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud di Jakarta, Jumat, 17 Februari 2023. (Balinesia.id/IST)

Jakarta, Balinesia.id – Tiga buah buku dan sebuah film pendek yang merupakan hilirisasi Program “Sastra Saraswati Sewana” besutan Yayasan Puri Kauhan Ubud pada tahun 2022 diluncurkan pada Jumat, 17 Februari 2023 di Jakarta. Keempat produk literasi itu mewacanakan narasi yang sama, yakni pelestarian alam, khususnya air, sejalan dengan tema yang diangkat pada program tersebut.

Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, A.A.G.N. Ari Dwipayana, mengatakan penyelenggaraan Program Sastra Saraswati Sewana tahun 2022 difokuskan pada tema pelestarian air, yang digarap secara komprehensif dari hulu, yakni di Danau Batur; tengah yakni di Campuhan Ubud; dan hilir di Pantai Ketewel.

Dalam prosesnya itulah piihaknya kemudian menerbitkan tiga buah buku, yaitu Toya Uriping Bhuwana: Air Sumber Kehidupan, Penyembuh Peradaban, Nyapuh Tirah Campuhan, dan Jaladhi Smreti. Buku pertama merupakan hilirisasi dari seminar dengan tema yang sama, yang digelar pada medio Februari 2022 lalu di Museum Geopark Batur. Buku ini menyajikan riset yang berkelindan tentang air dari tiga perguruan tinggi dan sebuah komunitas studi.

Baca Juga:

Selanjutnya, buku kedua merepresentasikan kegiatan mereka di kawasan tengah. Buku Nyapuh Tirah Canpuhan tersebut memuat tentang jejak peninggalan masa lalu di DAS Oos.

Buku ketiga yang berjudul Jaladhi Smreti adalah buku riset yang memuat tentang pelabuhan kuno di Bali dalam ingatan masyarakat dan catatan kolonial. “Buku tersebut akan coba dibangkitkan kembali semangat bahari masyarakat Bali,” kata dia.

Berkaca pada hasil riset para pakar, Ari menjelaskan bahwa, Bali bukan hanya masyarakat agraris, melainkan juga punya sejarah kuat relasi dengan daerah-daerah lain karena kita punya banyak pintu masuk berupa pelabuhan. “Di pelabuhan kemudian ada interaksi perdagangan,” kata dia. 

Baca Juga:

Sementara itu, film pendek yang diluncurkan ialah film pendek yang diambil dari cerita rakyat Bali yang banyak mengajarkan masyarakat untuk melestarikan lingkungan. Karena itulah yayasan kemudian mengadakan kompetisi ide film pendek dari cerita rakyat, karena film pendek dinilai lebih diminati oleh generasi milenial dan gen Z. 

“Ada 60 peserta yang ikut kompetisi, dari jumlah itu kami lakukan kurasi, dan yang terpilih sebagai 5 film pemenang, kami berikan dana produksi film 25 juta rupiah. Pemenangnya mulai dari anak SMA sampai dosen audio visual di Bali. Hasil filmnya setelah diproduksi luar biasa,” katanya. 

Baca Juga:

Sutradara film, Garin Nugroho yang juga bertindak sebagai salah satu dewan juri kompetisi film pendek tersebut menyampaikan, event kompetisi yang diselenggarakan bukan sekadar event, melainkan mencoba membangun ekosistem dari hulu ke hilir terkait pelestarian dan pendidikan.

“Seluruh sumber pengetahuan yang dibiayai oleh negara atau swasta harus kembali ke warga ke masyarakat, sehingga itu menjadi bagian dari masyarakat, dan itu bisa berupa seni. Jika ini semua bisa berjalan maka bangsa kita semua akan bergerak seperti sebuah upacara kebangsaan yang memberikan pendidikan untuk kita semua,” katanya.

Baca Juga:

Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, dalam kegiatan tersebut menyatakan bahwa kegiatan pelestarian alam yang dilakukan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud dapat menginspirasi masyarakat dalam menjaga alam dan menghargai warisan leluhurnya.

“Pada Mei 2024 nanti Indonesia akan menjadi tuan rumah dari World Water Forum, di mana yang akan menjadi fokus adalah mengarusutamakan pengelolaan air, agar dunia terhindar dari krisis air. Dan mungkin sedikit banyak nantinya kita dapat mengambil inspirasi dari apa yang dilakukan Yayasan Puri Kauhan Ubud dalam upayanya menjaga air,” katanya. 

Baca Juga:

Apresiasi juga disampaikan Menteri Perempuan dan Pemberdayaan Anak, I Gusti Ayu Bintang atas perilisan produk literasi tersebut. “Sebagai masyarakat Bali, apresiasi setulus-tulusnya dan setinggi-tingginya kepada Pak Ari dan Yayasan Puri Kauhan Ubud, karena apa yang dilakukan akan menjadi inspirasi generasi mendatang di Bali pada kususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” kata Bintang Puspayoga. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories