Provinsi Bali Jadi Lokus Studi Banding Stunting Pemprov Sumbar

Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy (kiri) dan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace). (Balinesia.id/ist)

Denpasar, Balinesia.id – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) menjadikan bali sebagai lokus studi banding tentang penanganan stunting. Bali dipilih sebagai lokus penanganan stunting lantaran keberhasilannya menjadi provinsi dengan tingkat prevalensi stunting terendah di Indonesia, sekaligus satu-satunya dengan catatan prevalensi satu digit, yakni 8,0 persen.

Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy dalam kunjungannya yang diterima Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) di Kantor Gubernur Bali, Jumat, 10 Februari 2022 lalu mengatakan pihaknya ingin mengetahui kiat-kiat yang ditempuh Provinsi Bali dalam menekan angka stunting di Pulau Dewata.

Baca Juga:

Adapun berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting Sumbar meningkat dari 23,3 persen pada 2021 menjadi 25,2 persen. Angka tersebut di atas prevalensi stunting nasional yang berada di angka 21,6 persen. “Bali ini hampir dua tahun ekonominya hancur tapi kenapa stunting-nya turun. Jadi kami ingin sharing apa saja program yang dilakukan oleh Pemprov Bali,” ungkap Audy Joinaldy.

Terkait dengan hal tersebut, Cok Ace mengatakan pada dasarnya pola penanganan stunting di Provinsi Bali sama dengan yang dilakukan di daerah lain. Hanya saja, Bali juga melibatkan masyarakat adat dalam penanganan tersebut.

Baca Juga:

“Di Bali tercatat bahkan melampaui target yang kami tentukan sebelumnya. Penurunan kasus stunting di Bali kami juga banyak melibatkan masyarakat adat,” katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Nyoman Gede Anom, menyampaikan bahwa pengaruh adat masih sangat kental di Bali sehingga intervensi juga difokuskan kepada masyarakat adat sampai tingkat dusun atau banjar melalui bendesa adat.

“Ada kearifan lokal yang benar-benar kita gunakan baik saat prenatal, natal dan postnatal,” ungkapnya sembari mengatakan bahwauUpacara-upacara di Bali juga turut mempengaruhi prevalensi stunting di Bali karena secara tidak langsung gizi dan nutrisi anak dan remaja akan diawasi. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories