Nilai Tukar Perikanan Anjlok hingga 2 Persen

Suasana jual-beli di Pasar Kedonganan, Badung, beberapa waktu lalu. (Balinesia.id/dok/oka)

Denpasar, Balinesia.id – Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) pada subsektor perikanan anjlok hingga 2,42 persen pada September 2022 dibandingkan dengan catatan serupa pada Agustus 2022.

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pada bulan September 2022, NTP subsektor perikanan pada bulan September 2022 adalah 99,84. Jumlah ini turun dibandingkan dengan NTP bulan Agustus yang tercatat 102,32. Artinya, nilai tukar perikanan kini lebih rendah dari biaya produksinya alias merugi.

Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, I Made Agus Adnyana, dalam rilis berita statistik bulan September 2022 yang digelar daring pada Senin, 3 Oktober 2022 menerangkan bahwa secara keseluruhan indeks NTP Bali naik tipis sebesar 0,02 persen, dari 96,38 pada Agustus 2022 menjadi 96,40 pada September 2022.

“Kenaikan indeks NTP disebabkan oleh Indeks harga yang diterima petani yang naik sebesar 0,74  persen, lebih tinggi dibandingkan indeks yang dibayar petani yang naik sebesar 0,72 persen,” katanya.

Baca Juga:

Meski demikian, jika diamati berdasarkan lima subsektornya, tampak hanya dua subsektor yang mengalami kenaikan dan hanya dua subsektor yang NTP-nya berada di atas 100.  Dua subsektor yang mengalami kenaikan adalah subsektor tanaman pangan dan subsektor peternakan, sedangkan dua subsektor yang memiliki NTP di atas 100 adalah subsektor hortikultura dan subsektor perternakan.

NTP subsektor tanaman pangan tercatatkan mengalami kenaikan NTP yang signifikan sebesar 3,32 persen dari 89,21 pada Agustus 2022 menjadi 92,17 pada September 2022. Meskipun mengalami peningkatan signifikan, catatan NTP seubsektor tanaman pangan ini masih menjadi yang paling rendah dibandingkan subektor lainnya.

Selanjutnya, capaian indeks  NTP subsektor  peternakan  pada bulan September 2022 adalah 100,81 atau naik sebesar 0,31  persen dari bulan Agustus yang sebesar 100,50.

Adapun dua subsektor lainnya, yakni subsektor tanaman hortikultura dan subsektor tanaman perkebunan rakyat juga terpantau turun. Indeks NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat tercatat turun 1,47 persen dari bulan Agustus 2022 yang sebesar 94,89 menjadi 93,42.

Selanjutnya, indeks NTP subsektor hortikultura pada bulan September 2022 tercatat turun sedalam 3,96 persen. Penurunan indeks NTP ini menjadi yang paling dalam setelah NTP perikanan, namun beruntung tipis di atas 100. Adapun indeks NTP hortikultura pada bulan Agustus 2022 adalah 104,20, sedangkan pada September 2022 tercatat sebesar 100,08. 

Indeks NTP secara nasional, tercatat sebesar 106,82 atau naik 0,49 persen dibandingkan dengan  bulan sebelumnya. Pasa Septemer 2022, Provinsi Sulawesi Barat mengalami kenaikan NTP tertinggi secara nasional, yakni sebesar 6,20 persen, sedangkan Provinsi Sumatera Selatan tercatat  mengalami penurunan terdalam sebesar -6,24 persen

“Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) Provinsi Bali pada bulan September 2022 sebesar 113,28 atau naik sebesar 0,62 persen dibandingkan kondisi bulan sebelumnya,” kata Agus. jpd

Editor: E. Ariana
Bagikan

Related Stories