“Nandurin Karang Awak” Hadirkan Karya Lintas Batas

Wakil Bupati Tabanan, I Made Edi Wirawan turut berpartisipasi melukis di atas kanvas pada pembukaan pameran "Nandurin Karang Awak" yang digelar komunitas Maharupa Batukaru, Sabtu, 3 Desember 2022. (Balinesia.id/jpd)

Tabanan, Balinesia.id – Pameran seni rupa “Nandurin Karang Awak” yang memberi ruang 25 buah karya perupa Tabanan sedang berlangsung di Amarta Beachfront Resort & Spa, Kerambitan, Tabanan hingga Rabu, 14 Desember 2022. Pameran yang dibuka Wakil Bupati Tabanan, I Made Edi Wirawan, tampak menyajikan karya lintas batas.

Dari 25 karya yang ditampilkan, seniman-seniman Tabanan yang tergabung dalam Maharupa Batukaru dan Sanggar Kembang Bali menunjukkan keberagaman eksplorasi ide dan material. Karya yang ditampilkan tampak menembus sekat bentuk maupun genre.

Ada dua karya tiga dimensi yang ditampilkan dalam pameran tersebut. Sementara sisanya adalah karya-karya tiga dimensi. Dua karya tiga dimensi adalah karya Gede Oka Astwa yang berjudul “Art, Surfing, and Marine Ecology” dan patung berjudul “Sembahyang” buah karya Pande Putu Ogy Mega Sanjaya.

Perupa yang terlibat antara lain Adi Suweca dengan karya berjudul “Unreal Nature” sedangkan Astika Yasa hadir dengan karya berjudul “Sow The Seedling”.

Baca Juga:

Selanjutnya, lukisan berjudul “Line Symphony” merupakan karya Ketut Boping Suryadi. Sementara, lukisan yang diberi judul “Riuh yang Sunyi” merupakan karya Made Budiyasa.

Ni Luh Gede Fridayani memamerkan karya yang kental nuansa feminis dalam “Bersemi”, sedangkan Made Gunawan menyajikan lukisan yang diberi judul “Friendship”.

Perupa Kenak Dwi Adnyana dalam bidang kanvas bundar memamerkan lukisan berjudul “Melankoli Senja”. Dua karya lukisan juga menampilkan nuansa naturalis persawahan yang menyejukkan. Keduanya adalah lukisan berjudul “Landscape” karya Komang Kanta dan lukisan berjudul “Shadow of Silence” karya Ketut Suadnyana.

Selanjutnya, perupa Lode Widiya memamerkan karyanya yang berjudul “I Attract”. Visual yang senada juga ditampilkan I Gusti Putu Yogi Janna Priya melalui lukisan berjudul “ Rebahan”.

Made Gama tampak mengeksplorasi visual tari arja melalui lukisan berjudul “Arja Dance”. Eksplorasi tari Bali juga ditampilkan Nyoman Wijaya dalam karya berjudul “Hanoman” yang merupakan visualisasi tari wayang wong.

Perupa Naya Swantha dan I Nyoman Aptika menghadirkan lukisan abstrak. Masing-masing berjudul “Horizon” dan “Moon”.

 I Nyoman Kariasa menyajikan karya berjudul “The Moment of Freedom” dengan visual lima orang anak. Sementara, Wayan Santrayana memamerkan lukisan berjudul “Dugem” yang hadir dengan visual warna yang kuat.

Wayan Sukarma memamerkan karya berjudul “Riang” sedangkan Sunadi Doel tampil dengan karya berjudul “Dance of Love”.

Kehidupan sosial masa kini ditangkap oleh Gusti Nengah Suara Ardana dalam karyanya yang bertajuk “Stroke of Meaning”. Visual tari oleg juga disajikan Made Sutarjaya dalam karyanya yang berjudul “Expression of Oleg Dancer”.

Dua lainnya, yakni Made Wahyu Senayadi memamerkan karya berjudul “Spirit of Friends”, sedangkan Wayan Susana tampil dengan lukisan berjudul “Sumber Kesegaran”. 

Ketua Maharupa Batukaru, Nyoman Wijaya, dalam pembukaan pameran tersebut berharap pameran “Nandurin Karang Awak” dapat menjadi ruang bagi pengembangan geliat seni di Tabanan. Pihaknya optimistis dapat berkontribusi pada pembangunan Tabanan melalui jalur kesenian. “Kita bisa membangun Tabanan yang lebih baik melalui ruang pameran ini,” katanya. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories