Laba Telkom Melonjak, Indihome Sumbang Pendapatan hingga Rp19,54 Triliun

Menara telekomunikasi alias BTS milik PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel), anak usaha BUMN Telkom. (Mitratel.co.id)

Jakarta, Balinesia.id- Layanan Indihome memberikan kontribusi sebesar Rp19,54 triliun bagi pencapaian pendapatan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang mencapai Rp106,04 triliun dengan laba bersih sebesar Rp18,87 triliun pada kuartal ketiga tahun 2021. 

Capaian laba sebesar itu meningkat sekitar 13,13% year on year (yoy) dari tahun 2020 yang mencapai Rp16,68 triliun.

Pertumbuhan laba perusahaan itu kata Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah, ditopang oleh peningkatan pendapatan yang didapatkan selama periode tersebut.

Pendapatan penyedia jasa telekomunikasi nasional ini tercatat mencapai Rp106,04 triliun pada kuartal III-2021, atau meningkat 6,1% dari tahun lalu sebesar Rp99,94 triliun.

Pendapatan terbesar bersumber dari 

Layanan Indihome memberikan pendapatan cukup besar mencapai Rp19,54 triliun, meningkat dari tahun lalu sebesar Rp16,11 triliun. 

Untuk pendapatan layanan data, internet, dan jasa teknologi informatika juga ikut terkerek menjadi Rp60,25 triliun dari tahun lalu sebesar Rp55,45 triliun.

Namun, pendapatan dari layanan telepon tercatat menurun menjadi Rp12,76 triliun dari tahun lalu sebesar Ro15,14 triliun.

“Sebagian besar transaksi yang dialokasikan untuk kontrak yang belum diselesaikan pada 30 September 2021 akan diakui sebagai pendapatan selama periode-periode pelaporan berikutnya,” tutur.

Untuk kewajiban pelaksanaan yang belum terpenuhi pada per 30 September 2021, bagian yang diharapkan dapat direalisasi dalam satu tahun adalah sebesar Rp7,937 miliar dan bagian yang lebih dari satu tahun adalah sebesar Rp5,88 miliar.

Dia melanjutkan, grup menandatangani beberapa perjanjian sewa menyewa yang tidak dapat dibatalkan sebagai lessor (untuk jangka waktu 1-10 tahun). 

"Perjanjian tersebut meliputi sewa jaringan, peralatan telekomunikasi serta tanah dan bangunan," kata Ririek dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 24 November 2021.

Ats petumbuhan pendapatan perseroan, pada kuartal ketiga laba bersih per saham perusahaan juga ikut meningkat menjadi Rp190,5 per lembar saham dari Rp168,37 per lembar saham tahun lalu.

Beban Usaha Masih Tinggi

Kendati pendapatan perusahaan naik, tetapi biaya dan beban operasional perusahaan juga ikut meningkat. Dimana tercatat naik menjadi Rp26,98 triliun dari tahun lalu Rp25,1 triliun.

Menariknya, beban karyawan juga ikut naik di tengah tekanan pandemi COVID-19 yang membuat sejumlah perusahaan melakukan efisiensi. Beban karyawan terlihat menanjak menjadi Rp11,02 triliun dari tahun lalu yang sebesar Rp10,41 triliun.

Mengutip penjelasan perusahaan, tampak bahwa gaji dan tunjangan karyawan mengalami kenaikan menjadi Rp6,45 triliun dari tahun lalu Rp6,22 triliun. Sementara, biaya pensin juga naik menjadi Rp1,07 triliun dari tahun lalu hanya Rp748 miliar.

Pada sisi lain, beban penyusutan dan amortasi perusahaan juga meningkat tipis menjadi Rp22,18 triliun dari Rp21,04 triliun tahun lalu.

Melambungnya beban usaha perseroan turut membuat aset mengalami depresiasi menjadi Rp246,5 triliun pada kuartal III-2021 dari tahun lalu Rp246,94 triliun.

Penyusutan aset ini terjadi karena ada kenaikan liabilitas perusahaan yang menjadi Rp127,69 triliun dari tahun lalu rp126,05 triliun.

Peningkatan liabilitas salah satunya disebabkan oleh kenaikan pinjaman jangka panjang dan pinjaman lainnya yang menjadi Rp34,35 triliun dari tahun lalu sebesar Rp30,56 triliun.

Sedangkan ekuitas perusahaan tercatat menurun menjadi Rp118,81 triliun dari tahun lalu yang tercatat sebesar Rp120,89 triliun.*

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Daniel Deha pada 24 Nov 2021 

Editor: Rohmat
Bagikan

Related Stories