Kualitas SDM dan Mutasi Pegawai Tantangan Pengelolaan Sirika di Kabupaten/Kota

Pelatihan Manajemen Sirika yang digelar Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Senin, 12 November 2022 di Denpasar. (Balinesia.id/jpd)

Denpasar, Balinesia.id – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam tugasnya memberi layanan alat dan obat kontrasepsi (alokon) telah mengembangkan Sistem Informasi Rantai Pasok Alokon (Sirika). Inovasi berbasis digital ini menghadirkan sistem digital praktis dan handal dalam proses pengolahan data pelaporan logistik dan pengelolaan alokon di gudang.

Namun, meskipun telah hadir dalam wujud digital, Sirika di Bali belum mampu menghadirkan layanan yang prima. Kualitas sumber daya manusia (SDM) dan mutasi pegawai yang dinamis di kabupaten/kota disebut sebagai dua tantangan utama dalam pengelolaan Sirika di Provinsi Bali.

“Tantangan pengelolaan ini secara garis besar ada dua, yakni SDM dan mutasi. Dalam hal SDM, banyak birokrat OPD KB kita di kabupaten/kota bukan SDM muda yang cakap piranti digital, jadi masih ada dari mereka terkendala persoalan teknis,” kata Sub Koordinator Penyelenggara & Evaluasi Perwakilan BKKBN Bali, Dewa Nyoman Dalem, dalam Pelatihan Manajemen Sirika yang digelar Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Senin, 12 November 2022 di Denpasar.

Baca Juga:

Dewa Nyoman Dalem melanjutkan, dari sisi mutasi pegawai di kabupaten/kota, ia mengamati dinamikanya sangat dinamis. Birokrat-birokrat yang telah dilatih untuk mengelola sistem tersebut sering kali tidak bertahan lama pada posisi kerjanya, kemudian diganti oleh orang lain. 

“Biasanya pengelola akan digantikan oleh pegawai baru yang belum capak, meskipun sudah ada SOP-nya dalam sistem. Kondisi ini mengharuskan kami untuk terus melakukan pelatihan kepada para pengelola. Setiap tahun, kami gelar sekali, saat ini dilibatkan 30-orang,” kata dia.

Ia menjelaskan pelatihan yang dilaksanakan pihaknya tidak lain bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengelola Sirika di seluruh Bali. Adapun Sirika telah hadir sebagai inovasi BKKBN dalam beberapa tahun belakangan guna memudahkan sistem pencatatan yang sebelumnya dilakukan secara manual.

“Sebelum ada Sirika rantai pasok alokon itu dicatat secara manual. Pencatatan manual itu riskan, jika terjadi sesuatu di suatu daerah, maka data kemungkinan akan hilang. Jika dengan sirika, semua data akan terekam. Ada semacam warning, kapan alokon akan kadaluarsa, dan lain-lain, sehingga perekemannya lebih akurat,” kata dia.

Koordinator Bidang Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan BKKBN Bali, I Dewa Made Suka, mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Bali, Ni Luh Gede Sukardiasih, mengatakan bahwa ekosistem digital pada inovasi Sirika akan menyatukan pemangku kepentingan rantai pasok di berbagai tingkat sehingga tiap komponen tidak lagi bekerja sendiri melainkan bekerja secara terpadu.

Baca Juga:

“Melalui aplikasi ini ke depan akan terhubung secara langsung dengan pengelola program KB dan bendahara material yang ada di tingkat kabupaten/kota dan fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan, red) dalam memonitoring data stok alokon yang ada di gudang kabupaten/kota maupun yang ada di fasyankes,” katanya.

Dewa Suka melanjutkan, melalui fitur dalam aplikasi tersebut, informasi ketersediaan alokon akan tersedia secara rinci hingga di tingkat fasyankes sehingga membantu menyatukan pemangku kepentingan rantai pasok di berbagai tingkat untuk bekerja sama dalam memastikan ketersediaan alokon untuk pelayanan KB bagi masyarakat.

“Hal ini akan menciptakan standarisasi proses rantai pasok sehingga kegiatan operasional dapat berlangsung dengan visibilitas tinggi dan lebih transparan. Hasil yang diperoleh adalah rantai pasok yang lebih dinamis yang mampu mengantisipasi dan menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan alokon, dan memberi masyarakat jaminan akses yang konsisten ke alokon pelayanan KB,” ucap dia.

Birokrat asal Bangli ini meyakini Sirika dapat menanggulangi tantangan keberagaman manajemen rantai pasok di era desentralisasi dengan memperkuat budaya penggunaan data yang dinamis dan real time dan mempercepat respon dalam pembuatan keputusan. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories