Kini Terlibat Perang, Lihat Perbandingan Kekuatan Militer India Vs Pakistan

Kini Terlibat Perang, Lihat Perbandingan Kekuatan Militer India Vs Pakistan (null)

JAKARTA- Ketegangan antara India dan Pakistan kembali memanas. India melancarkan serangan pertamanya sebagai respons atas aksi teror yang terjadi pada 22 April di Pahalgam, Jammu dan Kashmir, yang menewaskan 26 warga sipil.

Dengan kondisi kedua negara yang sama-sama berada dalam kesiagaan militer tinggi, para pengamat memperingatkan bahwa kesalahan kecil sekalipun bisa memicu konflik besar di kawasan Asia Selatan. India dan Pakistan sendiri telah terlibat dalam setidaknya tiga perang di masa lalu, yang membuat kedua negara terus memperkuat kekuatan militernya hingga kini.

India jauh melampaui Pakistan dalam hal personel militer aktif, cadangan, dan pasukan paramiliter. Menurut Global Firepower Index 2025 menunjukkan India menerjunkan sekitar 1,46 juta tentara aktif dengan tambahan 1,15 juta tentara cadangan. Selain itu India memiliki 2,5 juta personel paramiliter.

Sebaliknya, Pakistan mempertahankan 654.000 tentara aktif dan sekitar 500.000 pasukan paramiliter. Menurut perkiraan lain menyebutkan ada 291.000 polisi paramiliter.

Keunggulan demografi ini didukung oleh populasi India yang besar dengan hampir 24 juta orang mencapai usia wajib militer setiap tahunnya. Sementara ada 4,8 juta di Pakistan. Demografi muda ini memberi India basis perekrutan yang lebih dalam dan lebih berkelanjutan untuk perluasan kekuatan di masa mendatang.

Anggaran Pertahanan

Dalam hal Anggaran pertahanan keduanya juga menunjukkan kesenjangan yang signifikan India telah mengalokasikan sekitar $79–81 miliar untuk tahun anggaran 2025–2026. Ini merupakan peningkatan sebesar 9,5 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini menempatkan India di antara lima negara dengan pengeluaran militer terbesar di dunia. Belanja pertahanan Pakistan jauh lebih rendah yakni sekitar $7,6–10 miliar untuk tahun anggaran 2025–2026. 

Kemampuan keuangan India yang lebih besar telah memungkinkannya memodernisasi kekuatannya dan mendiversifikasi sumber pengadaannya. Secara tradisional bergantung pada Rusia, India telah memperluas impor dari Prancis, Israel, dan Amerika Serikat. Produksi dalam negeri juga meningkat, termasuk proyek yang melibatkan kapal induk, kapal selam, dan helikopter. 

Menurut Stockhlom International Peace Research Insititute Institut  (SIPRI)   India telah menjadi importir senjata terbesar di dunia. Sekaligus mengurangi ketergantungannya pada Rusia  dari 76 persen total impor pada tahun 2009–2013 menjadi 36 persen antara tahun 2019–2023.

Di sisi lain, Pakistan mendapatkan sebagian besar perangkat keras militernya dari China. Data SIPRI menunjukkan bahwa 82 persen impor Pakistan antara tahun 2019–2023 berasal dari Tiongkok, naik dari 51 persen pada tahun 2009–2012. Negara ini juga menerima sistem canggih dan drone dari Turki, dan memiliki hubungan pengadaan historis dengan Prancis dan Rusia.

Angkatan Darat

India memiliki keunggulan signifikan dalam platform peperangan mekanis. Persenjataan angkatan daratnya mencakup 4.201 tank, terutama T-90 Bhishma dan seri Arjun yang dikembangkan di dalam negeri. Selain itu  lebih dari 148.000 kendaraan lapis baja. Ini kira-kira tiga kali lipat jumlah Pakistan.

Pakistan mengoperasikan sekitar 2.627 tank dan 6.137 kendaraan tempur lapis baja. Dalam bidang artileri, India kembali memimpin dengan 11.225 unit. Dibandingkan dengan Pakistan yang memiliki 4.619 unit.

Meskipun Pakistan memiliki lebih banyak sistem artileri gerak mandiri, keseluruhan daya tembak dan kuantitas sistem darat India memberinya fleksibilitas lebih besar dalam skenario konflik konvensional dan hybrid.

Kekuatan Udara

Angkatan udara India lebih besar dan lebih lengkap dalam berbagai hal. Angkatan udara ini mengoperasikan total 2.229 pesawat. Ini termasuk 513 jet tempur seperti Su-30MKI, Rafale, dan jet tempur buatan dalam negeri Tejas. Armadanya juga terdiri dari 899 helikopter, termasuk varian serang dan utilitas, dan enam tanker pengisian bahan bakar udara. 

Sebaliknya, Pakistan mengoperasikan 1.399 pesawat, yang meliputi 328 jet tempur  terutama F-16 dan JF-17 Thunder . Selain itu 373 helikopter. Pakistan memiliki empat pesawat tanker udara.

Namun, jumlah pesawat latih militernya melampaui India, yaitu 565 unit. Sedangkan India hanya 351 unit, sehingga membantu mempercepat siklus pelatihan pilot.

Angkatan Laut

Angkatan Laut India jauh lebih mampu, baik dari segi ukuran maupun kedalaman strategis. Mereka memiliki 293 kapal. Ini  termasuk dua kapal induk  yakni INS Vikramaditya dan INS Vikrant. Selain itu 13 kapal perusak dan 18 kapal selam. Dengan kekuatan ini India memenuhi syarat sebagai angkatan laut perairan biru yang mampu beroperasi di seluruh zona maritim global.

Armada angkatan laut Pakistan di sisi lain terdiri dari 121 kapal termasuk destroyer dan 8 kapal selam. Mereka tidak memiliki  kapal induk.  Fokus operasionalnya tetap terbatas pada Laut Arab. Ini menjadikan Angkatan Laut Pakistan digolongkan sebagai angkatan laut perairan hijau yang terutama cocok untuk pertahanan pesisir.

Nuklir dan Rudal

Kedua negara tersebut sama-sama memiliki senjata nuklir, dengan masing-masing sekitar 170 hulu ledak. Kebijakan India mengikuti doktrin “Tidak Menggunakannya Lebih Dahulu”. Sementara Pakistan tetap memiliki hak untuk memulai respons nuklir jika dianggap perlu.

Sistem pengiriman nuklir India mencakup seri rudal Agni, dengan Agni-V dilaporkan mampu mencapai target  5.200 km hingga 8.000 km, India juga tengah menggarap Agni-VI, yang diharapkan dapat semakin memperluas kemampuan antarbenuanya.

Persenjataan rudal Pakistan termasuk Shaheen-III, dengan jangkauan 2.750 km. Mereka dilaporkan sedang dikembangkan untuk melampaui 3.000 km dengan bantuan dari sekutu asing. Khususnya, Pakistan juga telah menerjunkan rudal nuklir taktis Nasr (Hatf-9), dengan jangkauan 70 km, yang memungkinkan pencegahan nuklir tingkat medan perang.

Kedua negara tengah berupaya mengembangkan triad untuk pengiriman nuklir yakni melalui darat, udara, dan laut . Namun India saat ini memimpin dalam jangkauan dan keragaman platform.

Pengalaman Operasional 

Meskipun India unggul dalam segi jumlah dan teknologi, kendala strategis bukanlah hal yang tidak penting. Sebagian besar pasukan India ditempatkan di sepanjang perbatasan utara dengan China, yang telah menjadi titik panas dalam beberapa tahun terakhir. Sementara itu, Pakistan berfokus pada perbatasan baratnya, mengelola ancaman limpahan dari Afghanistan.

“Militer India lebih besar, tetapi memiliki tantangan strategis berupa dua perbatasan yang harus dipertahankan,” tulis Bloomberg mengutip Harsh Pant, Wakil Presiden Observer Research Foundation , yang menyoroti tuntutan multidimensi yang diberikan pada pasukan India.

Kedua negara telah berinvestasi dalam teknologi pengawasan dan pesawat nirawak. Militer Pakistan baru-baru ini mengklaim telah menembak jatuh pesawat nirawak pengintai India di sepanjang Garis Kontrol (LoC).

Keunggulan ekonomi dan infrastruktur militer India memberinya keunggulan dalam sebagian besar parameter konvensional. Sementara Pakistan mengandalkan kemampuan nuklir taktis dan strategi asimetris untuk pencegahan.

Meskipun kedua negara telah memodernisasi pasukan mereka sejak serangan udara Balakot 2019 , kebuntuan saat ini berfungsi sebagai pengingat serius. Yakni  betapa cepatnya peristiwa dapat berubah menjadi lebih buruk.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 07 May 2025 

Editor: Redaksi

Related Stories