Jadi Kawasan Suci, Ini Empat Dewi yang Dimuliakan di Danau-danau di Bali

Tangkapan layar teaser video dokumenter Lingkar Studi Batur. (Balinesia.id/jpd)

Denpasar, Balinesia.id – Empat danau yang ada di Bali, yakni Danau Batur, Danau Beratan, Danau Buyan, dan Danau Tamblingan diyakini masyarakat Hindu Bali sebagai kawasan suci. Danau-danau itu dipercaya dikuasai oleh empat orang dewi. Siapa sajakah dewi-dewi itu?

Putu Oka Suyasa dari Komunitas Lingkar Studi Batur menerangkan kemuliaan empat danau itu dapat ditemukan pada sebuah teks kuno berjudul Kuttara Kanda Dewa Purana Bangsul. Teks tersebut ada dua versi, satu naskah dikoleksi oleh beberapa masyarakat Batur dalam bentuk buku, sedangkan satu naskah lagi masih berbentuk lontar.

“Nah, yang memuat konsep Catur Danu atau empat danau sebagai tempat memuliakan Catur Dewi atau empat dewi adalah naskah yang dikoleksi masyarakat, yang sudah berbentuk buku,” katanya menjelaskan hasil riset Lingkar Studi Batur terkait pemuliaan air di Desa Adat Batur dalam Seminar Nasional Sastra Saraswati Sewana “Toya Uriping Bhuwana Usadhaning Sangaskara” yang dilaksanakan di Museum Gunung Api Batur, Rabu, 23 Februari 2022. Hasil riset itu juga ditulis dalam sebuah buku himpunan kertas akademik.

Baca Juga:

Menurut teks tersebut, pemuda asal Desa Batur Selatan ini menjelaskan empat danau yang ada di Bali memiliki fungsi sebagai kawasan resapan bagi sawah, ladang, sungai, dan bentang alam lain di hilirnya.

“Danau Batur adalah kediaman Dewi Uma, di sana beliau dihormati. Kedua, Danau Buyan, atau di dalam teks disebut Bulyan adalah kahyangan Dewi Gangga,” kata Oka.

Selanjutnya, Danau Beratan yang jadi daya tarik wisata terkemuka di Tabanan disebutkan sebagai kahyangan Dewi Laksmi, sedangkan Danau Tamblingan yang letaknya dekat Danau Buyan adalah kahyangan Dewi Gori. “Teks ini menyebut empat dewi itu sebagai prasanak atau saudara dari Bhatari Giriputri, sakti Siwa,” tegasnya.

Melalui konsep itu, pihaknya menekankan lahirnya kesadaran dan gerakan bersama untuk menjaga danau dari berbagai persoalan lingkungan, seperti pencemaran, pendangkalan, dan sebagainya. Pihaknya juga merekomendasikan revitalisasi alas kekeran (hutan lindung) dan merevitalisasi konsep Pasihan Batur yang menekankan solidaritas sosial dalam proses konservasi lingkungan secara holistik.

“Sederhananya, mari menjaga bersama-sama dari hal yang sederhana. Jika tidak bisa membersihkan, setidaknya jangan mengotori,” ajak Oka.

Sastra Saraswati Sewana 2022 adalah kegiatan yang diinisiasi Yayasan Puri Kauhan Ubud dengan ketuanya adalah AAGN Ari Dwipayana. Dalam kegiatan tersebut, Yayasan Puri Kauhan Ubud menggandeng tiga perguruan tinggi dan satu komunitas literasi, yakni Lingkar Studi Batur dalam merumuskan kertas akademik untuk rencana aksi.  Tiga perguruan tinggi yang digandeng adalah UHN IGB Sugriwa, Universitas Hindu Indonesia, dan STAHN Mpu Kuturan Singaraja.  Adapun Lingkar Studi Batur merupakan komunitas yang diisi oleh anak-anak muda Batur, yang memiliki komitmen bersama untuk menggali kearifan leluhur Batur.  jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories