Inilah 7 Produk Keuangan yang Perlu Dimiliki oleh Milenial

Inilah 7 Produk Keuangan yang Perlu Dimiliki oleh Milenial (Pexels / Energepic)

JAKARTA – Menurut Hasil Sensus Penduduk 2020, jumlah generasi Z di Indonesia mencapai 75,49 juta jiwa atau sekitar 27,94% dari total populasi. Sementara itu, generasi milenial merupakan kelompok terbesar kedua dengan jumlah 69,38 juta jiwa atau 25,87% dari seluruh penduduk.

Dilansir dari OJK, generasi milenial adalah mereka yang lahir antara tahun 1980 hingga 2000-an atau yang saat ini berusia antara 17 hingga 37 tahun. Generasi ini dikenal dengan kemajuan teknologi dan berbagai kemudahan yang ada.

Generasi Milenial lahir di era dengan akses mudah ke lembaga keuangan. Sebagai generasi pertama yang tumbuh dengan komputer dan internet, mereka lebih cepat mempelajari sektor keuangan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk berinvestasi, milenial hanya perlu mengakses semua informasi yang diperlukan melalui internet di perangkat mereka.

Hal ini juga yang cenderung membuat generasi milenial mengadopsi gaya hidup You Only Live Once atau YOLO. Gaya hidup yang dinamis dan kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan keuangan membuat generasi milenial merasa kesulitan dalam mengatur keuangan. Berikut ini produk keuangan yang harus dimiliki oleh generasi milenial.

Produk Keuangan yang Perlu Dimiliki oleh Milenial

Menerut Kementerian Keuangan, berikut produk keuangan yang harus dimiliki oleh generasi milenial:

1. Dana Darurat

Mengingat situasi saat ini yang penuh ketidakpastian, penting untuk mengalokasikan sebagian dari pendapatan untuk dana darurat. Dana darurat merupakan prioritas keuangan yang paling penting untuk dipenuhi sebelum mempertimbangkan tujuan keuangan lainnya.

Anda dapat menyimpan sebagian dari gaji, sesuai dengan kemampuan, dalam dana darurat ini. Pilihlah instrumen keuangan yang likuid dan mudah diakses seperti tabungan, reksa dana pasar uang, deposito, atau logam mulia.

Dana darurat ini harus tetap tersedia dan tidak boleh diputar, tidak boleh diinvestasikan dalam instrumen tinggi risiko atau digunakan untuk tujuan selain keadaan darurat. Jika digunakan, ada baiknya untuk berkomitmen untuk mengembalikan dana darurat hingga mencapai jumlah yang cukup, minimal setara dengan biaya hidup selama tiga bulan ke depan.

2. Rekening Tabungan

Beberapa waktu yang lalu, banyak yang dibicarakan di media sosial mengenai suku bunga tabungan yang hanya 0%. Sebenarnya, kebijakan ini sudah lama diterapkan, sehingga sebaiknya kita tidak menempatkan terlalu banyak uang dalam produk keuangan ini. Meskipun demikian, bukan berarti tidak penting untuk punya rekening tabungan.

Rekening tabungan dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengelola keuangan, menerima gaji, melakukan transfer uang, mengalokasikan dana untuk berbagai pengeluaran, dan lain sebagainya.

3. Asuransi Kesehatan dan Asuransi Jiwa

Tidak ada yang bisa menghindari dari penyakit, oleh karena itu, asuransi kesehatan sangat penting. Salah satu pilihan yang bisa dipertimbangkan adalah memiliki BPJS Kesehatan, yang menawarkan cakupan yang komprehensif dengan iuran yang terjangkau.

Jika diperlukan, Anda juga bisa mempertimbangkan untuk menambahkan perlindungan dengan asuransi kesehatan swasta sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial.

Selain itu, beberapa generasi milenial juga memerlukan asuransi jiwa. Namun, tidak semua orang memerlukan asuransi jiwa. Asuransi jiwa penting bagi mereka yang menjadi tulang punggung keluarga, terutama para sandwich generation.

Sebelum memutuskan, penting untuk mempertimbangkan dengan cermat agar iuran premi sepadan dengan manfaat yang akan Anda terima. Pastikan untuk membaca dengan teliti polis asuransi untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai produk asuransi, termasuk informasi tentang premi dan proses klaim.

4. Kartu Kredit

Kartu ini dapat digunakan untuk transaksi yang cepat dan praktis di mana pun dan kapan pun. Namun, masih ada banyak orang yang salah menganggap kartu kredit sebagai bentuk ‘tabungan’ yang memungkinkan penarikan uang terlebih dahulu untuk ditabungkan kemudian, atau bahkan dianggap sebagai uang cuma-cuma.

Pandangan ini perlu diperbaiki. Gunakan kartu kredit secara bijak untuk memudahkan transaksi sesuai kebutuhan, dan hindari penggunaan berlebihan. Penggunaan kartu kredit dapat menimbulkan biaya bunga yang akan menambah beban keuangan di masa mendatang.

Usahakan untuk selalu membayar tagihan secara penuh sebelum jatuh tempo, jika memungkinkan. Memanfaatkan promo atau reward yang ditawarkan kartu kredit boleh dilakukan, tetapi selalu perhatikan agar sesuai dengan kebutuhan.

5. Digital Wallet

Produk keuangan digital wallet saat ini sangat populer di kalangan generasi milenial. Selain praktis, keuntungan yang ditawarkan cukup menarik dan dianggap lebih aman dibandingkan dengan kartu kredit. Banyak penyedia dompet digital juga memberikan cashback, diskon, dan berbagai promo lainnya untuk berbagai jenis belanja.

Anda bisa mengalokasikan sejumlah dana ke dompet digital untuk keperluan belanja. Misalnya, Anda bisa menyisihkan 10% dari gaji ke dalam rekening belanja ini.

6. Investasi Online

Sekarang, investasi bisa dilakukan dengan mudah secara online. Mulai dari deposito, pembelian emas, reksa dana, saham, crowdfunding, hingga kripto. Namun, perlu tetap waspada terhadap tawaran keuntungan yang menggiurkan, jaminan keamanan, kerahasiaan data pribadi, dan berbagai risiko lainnya yang dapat mengintai investasi online.

Kenali berbagai produk investasi dan pilih yang sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri mengikuti tren, karena apa yang cocok untuk orang lain belum tentu cocok untuk Anda. Lakukan analisis dengan cermat agar keputusan investasimu bisa matang dan bijak.

7. Dana Pensiun

Banyak generasi milenial mengabaikan pentingnya dana pensiun. Padahal, meskipun usia pensiun masih terasa jauh, penting untuk mulai mempersiapkannya sejak dini. Saat pensiun, Anda tidak lagi memiliki penghasilan aktif, sementara kebutuhan hidup tetap ada. Karena usia yang sudah tidak produktif, satu-satunya yang bisa diandalkan adalah penghasilan pasif.

Membangun penghasilan pasif membutuhkan waktu dan persiapan. Oleh karena itu, jangan menunda-nunda, karena dana pensiun adalah salah satu hal yang harus direncanakan lebih awal dibandingkan dengan tujuan keuangan lainnya.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 20 Jul 2024 

Editor: Redaksi
Bagikan

Related Stories