Ini Enam Langkah Jitu Investor saat Pasar Kripto Anjlok

Jakarta, Balinesia.id - Investor perlu mempersiapkan diri dengan enam langkah jitu ketika pasar kripto mengalami anjlok atau penurunan agar tidak mengalami kerugian semakin besar.

Ada enam tips yang bisa diterapkan saat berinvestasi untuk memitigasi risiko kerugian ketika pasar kripto anjlok sebagaimana dibagikan Trader Tokocrypto Afid Sugiono.

Pasar kripto mengalami penurunan tren yang cukup signifikan selama berhari-hari ketika memasuki bulan Mei 2022. Tragedi aset kripto Terra (LUNA dan UST) pun semakin memperparah kondisi dan memicu kepanikan para investor.

• DJP dan Ditjen Dukcapil Kerja Sama Pemanfaatan Data Kependudukan dan Kartu Tanda Penduduk Elektronik
• Trader Sebut Ketidakpastian Makroekonomi Pengaruhi Trend Pasar Kripto di Indonesia
• Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Gandeng Bank Banten Hadirkan E-money Co-branding

UST, sebagai stablecoin yang dirancang untuk memiliki level harga paling stabil dibandingkan dengan aset kripto lainnya, pada akhirnya tidak bisa menjaga nilai tukarnya dan menimbulkan keraguan pada para investor dalam berinvestasi di cryptocurrency.

Menurut trader Tokocrypto Afid Sugiono ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan ketika pasar sedang anjlok.

Disebutkannya, volatilitas pada pasar kripto adalah hal yang wajar, dan investor harus siap menghadapi kondisi tersebut karena situasi tren yang naik-turun adalah hal yang biasa dalam instrumen investasi apapun.

• Ini Enam Langkah Jitu Investor saat Pasar Kripto Anjlok
• Coba Sekarang! Fitur Investasi Kini Hadir di Livin’ by Mandiri
• Sandiaga Uno: Pasar Timur Tengah Berkontribusi Besar Penyumbang Wisman, Mendulang Devisa Rp5,9 Triliun

1. Tetap berkepala dingin

Investor tidak panik dan tetap berkepala dingin, menjadi hal penting yang harus dilakukan . Kondisi market yang bearish masih bersifat sementara. Market kini sudah mulai stabil dan nilai pasar pun akan kembali menguat," ujar Afid melalui keterangan tertulis Tokocrypto, Senin, 23 Mei 2022.

Berkaitan kekhawatiran investor yang semakin parah karena kejatuhan stablecoin UST, Afid menilai bahwa hal itu pun akan bersifat sementara dan berdampak dalam jangka pendek. Menurutnya, stablecoin masih jadi inovasi terkuat di dunia kripto.

Kemudian, stablecoin bisa menjadi media investasi yang baru bagi pasar. Stablecoin memiliki underlying asset seperti mata uang fiat, seperti rupiah dan dolar AS dan menjadi pembeda dari aset kripto lain dari segi nilai praktis dan kegunaannya.

2. Pahami risiko

Memahami risiko sebelum berinvestasi di instrumen kripto menjadi hal utama bagi investor. Untuk bisa mengukur risiko suatu aset, sangat penting bagi investor untuk memahami sifat kriptografi blockchain.

Investor harus paham bagaimana transaksi dalam blockchain dicatat di database terdistribusi, dan bagaimana jaringan yang berbeda mendukung koin kripto yang berbeda pula.

"Misalnya, dalam kasus crash UST baru-baru ini, stablecoin seharusnya tetap stabil, bahkan jika pasar kripto berfluktuasi. Jangan kaget jika Anda melihat nilai kripto naik atau turun dengan selisih yang signifikan karena market ini masih baru dengan segala inovasinya," papar Afid.

3. Fokus untuk jangka panjang

Saat pasar sedang mengalami penurunan tren, memang cukup sulit bagi investor untuk memprediksi kondisi yang terjadi dalam jangka waktu dekat.

Karenanya, Afid Sugiono, menyarankan agar investor tidak hanya fokus untuk menjadi kaya dalam waktu cepat saat berinvestasi di aset kripto.

Lebih baiknya, apabila investor berfokus pada pendekatan jangka panjang untuk berinvestasi dan perkirakan bahwa aset yang dibeli akan terus dipegang selama beberapa tahun ke depan.

4. Lakukan strategi buy the dip

Pasar yang sedang anjlok, kata Afid Sugiono, sebenarnya dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi para investor karena harga-harga aset menjadi lebih murah.

Dengan membeli saat harga turun atau sering disebut dengan buy the dip, nantinya investor bisa mendapatkan keuntungan saat nilainya mengalami kenaikan.

Hanya saja, investor tetap harus melakukan analisis teknikal dari kripto yang hendak dipilih dan tidak asal membeli aset yang harganya sedang anjlok.

"Bagi yang baru ingin memulai investasi di aset kripto, kondisi market bearish ini dapat dijadikan sebagai titik awal memulai investasi karena aset kripto cenderung berada di harga yang lebih rendah dari biasanya," ungkapnya.

5. Diversifikasi portofolio

Afid Sugiono melanjutkan, tips selanjutnya dengan menempatkan semua telur dalam satu keranjang bukanlah strategi yang tepat dalam investasi kripto, apalagi saat pasar sedang anjlok.

Sebaiknya, investor membagi dana untuk aset-aset yang berbeda dan gunakan uang dingin dengan nominal yang tidak terlalu besar.

6. Investasi di stablecoin

Meski stablecoin masih diterpa sentimen negatif karena tragedi UST, namun kripto ini masih menjadi aset yang paling aman tatkala pasar sedang anjlok.

Ia menyarankan, sebelum memilih investasi di stablecoin, lakukan riset terlebih dahulu terhadap underlying asset yang mendukung.

"Ada stablecoin yang didukung mata uang fiat atau komoditi seperti emas dan bahkan ada juga yang underlying asset-nya adalah aset kripto lain, misalnya UST yang ditopang oleh LUNA," demikian Afid Sugiono. ***

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 23 May 2022