FPK IKMH STIKI Indonesia Ajak Generasi Muda Hindu Lestarikan Adat dan Budaya Leluhur

FPK-KMH (Forum Pembinaan Kerohanian- Kesatuan Mahasiswa Hindu) STIKI Indonesia mengajak generasi muda Hindu untuk melestarikan adat dan budaya warisan leluhur. (Istimewa)

Denpasar, Balinesia.id -  FPK-KMH (Forum Pembinaan Kerohanian- Kesatuan Mahasiswa Hindu) STIKI Indonesia mengajak generasi muda Hindu untuk melestarikan adat dan budaya warisan leluhur.

Generasi muda milenial yang disebut generasi Z, terkadang "sing ngeh, sing rungu" atau tidak pernah mau untuk belajar adat budaya Hindu di Bali.


Ketika generasi Z telah memiliki apa yang telah ada dan tidak mau melanjutkannya serta asyik dengan kondisi zaman gadget atau smartphone seperti sekarang ini, menjadi pemicu punahnya adat budaya Hindu di Bali.

 

Karenanya, gnerasi Z harus mengedukasi dirinya tentang adat budaya Hindu, yang menyesuaikan dengan kondisi modern terkini yang berteknologi digital, agar bisa menjadi hal yang selaras.

Terkait tidak punahnya adat budaya Hindu di Bali, dikarenakan, adanya Khayangan Tiga dan Merajan.  Logika bermain disebutkan, generasi Z terus belajar setinggi-tingginya hingga keluar negeri.

Dekan FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia,  Dr. Komang Indra Wirawan, S.Sn., M.Fil.H menyampaikan Suatu saat punya keinginan "kangen" pulang kampung sembahyang ke Merajannya. Berarti ada rasa rindu pulang kampung ke Bali.

Begitu juga, ketika pensiun, akan kembali ke tanah wayah atau Khayangan Tiga dan Merajan. Berarti, sehebat apapun itu, krama Bali tidak akan bisa meninggalkan apa yang menjadi warisan leluhurnya.

Itu sebagai salah satu contoh pondasi  yang diberikan oleh leluhur kita, supaya tetap eling dengan jatidirinya sebagai manusia Bali.

Komang  Wirawan menyampaikan itu saat menjadi pembicara dalam Webinar Nasional yang diselenggarakan FPK-KMH (Forum Pembinaan Kerohanian- Kesatuan Mahasiswa Hindu) STIKI Indonesia, bertempat di Aula Kampus STIKI Indonesia, Denpasar, Minggu 15 November 2021.

Wakil Ketua PHDI Denpasar Sub Bidang Keagamaan sekaligus selaku Staf Ahli Kebudayaan Pariwisata Ekonomi Kreatif ini juga menyampaikan, dunia digitalisasi memang patut dipelajari, agar tidak tergerus arus globalisasi.

Namun, dijelaskan, generasi Z jangan sampai hilang spirit jati dirinya sebagai manusia Bali, khususnya menjaga dan melestarikan terkait adat budaya Hindu di Bali.

"Kalau bukan kita siapa lagi yang melestarikannya," tegas Ketua Yayasan Gases Bali ini.

Disebutkan, Generasi Z boleh saja mengkolaborasikan sebuah art atau seni untuk berevolusi dan berinovasi dalam jenis dan bentuk apapun. Namun, Tattwa, Susila dan Upacara jangan sampai dilupakan.

Tattwa itu berarti pemahaman dan filosofi. Sementara, Susila berarti etika atau perilaku serta Upacara sebagai bagian dari seremonial.

"Inilah kebersamaan yang jangan sampai lupa dengan keberadaannya. Begitu Anda lupakan, maka Anda tidak akan menjadi orang yang metaksu," tuturnya.

Untuk mencari Taksu dan mengenal jati dirinya, perlu sebuah proses. Untuk itu, generasi Z diharapkan banyak mengerti dan memahaminya, sekaligus sebagai motivator pelaksana langsung dalam melestarikan adat budaya Hindu di Bali.

Karena, saat ini, telah terjadi pergeseran adat budaya Bali yang banyak melenceng.

"Itu sangat disayangkan. Jika itu dihilangkan begitu saja, otomatis kehilangan jati diri. Oleh karena itu, jangan sia-siakan Merajan, termasuk Khayangan Tiga, agar selalu tetap dipelihara dan dilestarikan," sambungnya.

Ketua Panitia, I Ketut Yoga Ardana Putra menyatakan, Webinar Nasional yang mengambil tema "Pentingnya Peran Generasi Muda dalam Menjaga dan Melestarikan Adat Budaya Hindu di Bali" ini, merupakan agenda kegiatan yang pertama kali digelar kepengurusan periode 2021/2022. 

Yoga Putra menyebutkan Webinar Nasional yang diikuti 340 orang secara online dan offline itu merupakan program kerja FPK-KMH STIKI Indonesia yang bertujuan, meningkatkan kesadaran mahasiswa menjaga adat budaya Hindu di Bali, sekaligus menambah dan memupuk jiwa untuk melestarikan budaya Hindu di Bali.

"Kegiatan Webinar Nasional kami lakukan sebagai bentuk kepedulian kami, FPK-KMH STIKI Indonesia terhadap budaya Hindu di Bali, yang mulai meniru budaya barat," imbuhnya. (roh)
 

Tags FPK KMH budayaBagikan

Related Stories