Cok Ace: Bali Rentan jika Bertumpu Hanya pada Pariwisata

Cok Ace (dua dari kanan) ketika menjadi narasumber dalam narasumber dalam Tourism Leaders Summit 2022, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Denpasar, Selasa, 27 September 2022. (Balinesia.id/ist)

Denpasar, Balinesia.id - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menekankan betapa pentingnya penggarapan sektor holistic dalam menopang perekonomian Bali. Pandangannya sekaligus menekankan rapuhnya sektor pariwisata jika hanya dijadikan satu-satunya tumpuan penggerak ekonomi.

Cok Ace menjelaskan, Bali belajar banyak dari pandemi. Sebelum pandemi, pendapatan domestic regional bruto (PDRB) Bali adalah 54 persen berasal dari sektor pariwisata. Hal inilah yang menyebabkan ekonomi Bali demikian terpuruk ketika dihantam pandemi Covid-19. 

“Untuk itu, dalam periode Bali Era Baru ini Pemprov Bali melakukan beberapa cara manuver penggerak ekonomi Bali, salah satunya adalah penguatan Potensi sumber daya lokal alam, krama, dan kebudayaan Bali yang diwariskan merupakan potensi dan kekuatan yang besar untuk membangun perekonomian Bali berbasis sumber daya lokal melalui sektor pertanian, kelautan dan perikanan, serta industri kerajinan rakyat berbasis budaya yang didukung oleh pariwisata. Perkembangan pariwisata telah mendorong krama Bali semakin meninggalkan potensi sumber daya lokal,” katanya kala menjadi narasumber dalam Tourism Leaders Summit 2022, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Denpasar, Selasa, 27 September 2022.

Baca Juga:

Cok Ace menerangkan perjalanan panjang pariwisata Bali dengan berbagai kejadian gangguan keamanan, bencana alam, bencana bukan alam, serta pandemi Covid-19 telah cukup memberikan pembelajaran terkait kerentananya. Oleh karena itu, pihaknya memandang perlu dilakukan pengembangan sektor unggulan, seperti sektor pertanian dalam arti luas termasuk peternakan dan perkebunan, sektor kelautan dan perikanan sektor industri; sektor IKM, UMKM, dan koperasi; sektor ekonomi kreatif; serta digital sektor pariwisata. “Juga perlu dikembangkan infrastruktur pendukung yang telah dituangkan dalam Ekonomi Kerthi Bali,” kata dia.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam merumuskan ekonomi Bali juga perlu diperhatikan sisi keseimbangan antarwilayah. Ia menilai selama ini masih tingginya ketimpangan antarwilayah, misalnya terkait pariwisata yang hanya dominan di wilayah Bali bagian selatan. 

Konsep menuju keseimbangan tersebut salah satunya ia rumuskan dalam konsep Padma Bhuwana. “Padma Bhuwana adalah strategi membangun Bali, dimana prioritas pembangunan di setiap wilayah kabupaten/kota harus didasari karakteristik geografis, demografis, serta potensi sumber daya dominan. Optimalisasi seluruh potensi tersebut haruslah didasari karakteristik dan fungsi setiap Dewata Nawasangha yang menaungi wilayah tersebut sehingga terbangun taksu yang meniscayakan semua potensi berkembang maksimal,” ucap dia. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories