Berkonsep Taksu Bali, Pemuda Jehem Produksi Jamu saat Hari Baik

Proses pembuatan jamu Herbalets (Balinesia.id/oka)

Bangli, Balinesia.id – Pemuda asal Desa Jehem, Tembuku, Bangli, Kadek Ari Setiawan, mengembangkan pembuatan Jamu dengan konsep taksu Bali. Ia membuat jamu dengan berpatokan pada hari-hari baik menurut kalender Bali. 

"Jamu ini dalam pembuatannya saya pakai hari baik di Bali untuk menjaga taksu Bali,” katanya kepada Balinesia.id, Senin, 27 Juni 2022.

Sebagai contoh, dalam membuat jamu ia memperhatikan perhitungan baik-buruk hari berdasarkan Triwara (pekan berjumlah tiga hari). Triwara terdiri dari Pasah, Beteng, dan Kajeng. Dari ketiga hari itu, ia memilih Kajeng untuk membuat jamu, sementara Pasah ia tidak membuat jamu. “Kalau Purnama, Kajeng Kliwon kami akan buat jamu. Tujuannya untuk menambah nilai dari produk kami,” katanya.

Baca Juga:

Ari mulai menggeluti usahanya sejak 2008 silam. Namun kala itu masih sebatas usaha keluarga. Karena pandemi Covid-19, ia kemudian berinisiatif untuk mengembangkan usahanya dan didukung dengan pengemasan dan pemasaran yang lebih serius.

Saat ini, ia memasarkan produknya dengan label Herbalets. Label ini mulai digunakan sejak 2019. Awalnya, ia memilih label dengan nama Extra Temu Sari, namun saat pengurusan HAKI dirubah menjadi Herbalets. “Herbal artinya herbal, sedangkan ets itu singkatan Extrak Temu Sari, maka jadi Herbalet,” katanya. 

Ada tujuh varian jamu yang ia produksi, antara lain varian jamu kunyit, kunyit putih, temulawak, temu mangga, kencur, jahe merah, dan teh secang. Setiap jenis memiliki manfaat yang berbeda-beda. "Kunyit putih untuk kanker, maag, temu mangga untuk wanita, jahe merah juga paling sering dicari untuk stamina. Kemudian, jamu kencur untuk batuk dan untuk teh secang dapat menurunkan kadar gula darah,” kata dia.

Pembuatan jamu pada dasarnya tidak terlalu susah. Pertama adalah mencari bahan baku. Bahan baku yang ada kemudian dicuci hingga bersih, dikupas, kemudian diparut. Hasil parutan itu kemudian dicampur dengan air, kemudian disaring. Air hasil saringan itulah yang kemudian dimasak dan dibiarkan hingga mendapat ekstraknya.

“Bahan baku kita peroleh dari desa dan juga pemberdayaan masyarakat yang kita berikan bibit nanti kan juga bisa membantu perekonomian masyarakat disini,” kata dia.

Ia masih menggunakan cara-cara tradisional dalam mengolah jamu, misalnya masih menggunakan pengikian bandil, kayu bakar, dan masih menggunakan dapur tradisional. “Banyak yang menyarankan agar masih tetap menggunakan alat tradisional untuk memberikan nilai seni,” katanya.

Jamu Herbalets kini sudah merambah pasar nasional, antara lain seperti di Jakarta, Maluku, dan Flores. "Ada juga tamu asing terutama di daerah Canggu yang mencari lewat online. Outlite kami juga ada di Denpasar, di Jalan Mayang Sari Nomor 8,” kata dia. oka/jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories