Ari Dwipayana: Lestarikan Air secara Holistik dan Terintegrasi

Yayasan Puri Kauhan Ubud menyerahkan secara simbolis bibit tanaman kepada masyarakat di kawasan hulu Tukad Oos. (Istimewa)

Bangli, Balinesia.id - Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud yang juga Koordinator Staf Khusus Presiden RI, AAGN Ari Dwipayana memandang upaya pelestarian air di Bali harus ditempuh secara holistik-terintegrasi. Upaya tersebut hendaknya dilakukan dari hulu ke hilir, serta sejalan dengan nilai-nilai kearifan lokal.

"Konservasi air harus integrated dari hulu sampai hilir, sebagaimana muncul dalam konsep Segara-Wukir. Segara-Gunung,” kata Ari Dwipayana dalam sambutannya pada acara launching Program Pemuliaan Air di Hulu Tukad Oos sebagai bagian Sastra Saraswati Sewana II "Toya Uriping Bhuwana Usadaning Sangaskara", Rabu, 16 Maret 2022 di Wantilan Sasana Dharma Niti Batur Selatan, Kintamani, Bangli.

Baca Juga:

Ia mengatakan, saat ini dunia tengah menghadapi sebuah ancaman yang sangat dahsyat yakni pemanasan global. Sebagaimana yang diperkirakan oleh banyak orang, pemanasan global pun menjadi ancaman dari eksistensi peradaban manusia ke depan.

"Tapi kita tidak boleh berpangku tangan. Edukasi, literasi, dan advokasi kesadaran lingkungan harus terus digerakkan. Melalui gerakan konservasi Tukad Oos ini, kami mengupayakan gerakan penataan skosistem secara holistic-terintegrasi berdasarkan kearifan lokal dan budaya," kata dia.
 
Menurutnya susastra dan budaya Bali yang kaya nilai-nilai konservasi lingkungan, tidak cukup untuk sekadar dibanggakan dan dijalani sebagai ritual keagamaan. Kekayaan budaya dan susastra tersebut harus menjadi fondasi kesadaran bersama, dan diwujudkan dalam kerja dan tindakan nyata.

Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta menjelaskan bahwa Gunung Batur dan Danau Batur merupakan kesatuan  bentang alam yang terintegrasi. Gunung Batur dipercaya sebagai simbol Purusa, sementara Danau Batur merupakan aspek Pradana. Keduanya menghadirkan sumber-sumber penghidupan yang menjadi pusat kekuatan Bali.

“Oleh sebab itu, pembangunan di Bangli hendaknya mengutamakan dan memperhatikan keagungan, kesucian dan keindahan,” tegas Bupati Bangli.

Sementara itu, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong mengapresiasi program Pemuliaan Air di Hulu Tukad Oos. Menurutnya, air tidak hanya menjadi sumber hidup bagi manusia, tapi juga bagi hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu, tanpa air mustahil ada kehidupan di muka bumi.

Menurutnya air bisa menjadi sumber sengketa, perebutan hingga peperangan. Ia meyakini pihak yang kuat dan berkuasa di masa depan adalah mereka banyak memiliki sumber-sumber air, khususnya air tanah. Karena itulah upaya konservasi air dan lingkungan menjadi sangat penting untuk dilakukan.

“Di pertemuan United Nations Environment Assembly yang ke-5 di Nairobi, Indonesia berhasil menggolkan lake restoration. Karena kita yang mensponsori resolusi itu, dan diadopsi secara internasional di PBB, maka kita harus menjadi contoh dalam melakukan pemulihan dan restorasi air, khususnya danau,” ucapnya.

Adapun Program Pemuliaan Air di Hulu Tukad Oos terdiri dari penanaman 25 ribu pohon dan kampanye konservasi air. Ada 10 ribu pohon yang nantinya akan digunakan untuk merevitalisasi alas kekeran di  kawasan TWA Batur, sedangkan 15 ribu lainnya berupa tanaman produksi yang akan dibagi kepada 15 desa di seputar Geopark Batur. Pada kesempatan yang sama juga dilaksanakan rilis program sampah sirkular  yang menyasar sampah upakara di Pura Ulun Danu Batur, Desa Adat Batur, Kintamani, serta gerakan perawatan sumber-sumber mata air di kawasan tersebut. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories