7 Pelukis Abadikan Pentas "Nuwur Kukuwung Ranu"

Pelukis yang juga Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. Wayan 'Kun' Adnyana melukis merespons acara pentas "Nuwur Kukuwung Ranu". (Balinesia.id/jpd)

Bangli, Balinesia.id - Garapan seni bernuansa lingkungan "Nuwur Kukuwung Ranu" yang digagas Yayasan Puri Kauhan Ubud dan berkolaborasi dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar tidak hanya diabadikan melalui lensa kamera. Tujuh orang perupa juga merespons pentas yang berlangsung tepat di hari Tumpek Wariga itu.
Ketujuh pelukis kenamaan Bi yang ambil bagian mengabadikan pentas adalah Putu Sutawijaya, Made Sumadiyasa, Made Wiradana, Wayan Karja, Wayan Sujana Suklu, Wayan Setem, dan I Wayan 'Kun' Adnyana. Mereka semua melukis seluk-beluk teekait pentas, baik ikon-ikon pertunjukkan maupaun suasana Pura Segara Danu Batur yang begitu menawan di bawah sinar bulan purnama.

Baca Juga:

Ketujuh pelukis ini mengambil posisi yang tersebar di berbagai penjuru area pementasan, sehingga hasil yang akan dipresentasikan juga berasal dari sudut pandang yang berbeda-beda. Dari ketujuh karya yang dihasilkan, lima di antaranya tampak mengambil latar belakang pura dan suasana yang terjadi. Sementara, perupa yang juga Rektor ISI Denpasar, Wayan 'Kun' Adnyana dan Wayan Setem mendasari karyanya dari ikon pementasan.

'Kun' Adnyana mengatakan bahwa kehadrian ketujuh orang pelukis di ruang pementasan adalah simbolis jumlah hari selama satu pekan dalam Sapta Wara. "Harapannya pementasan bersejarah ini bisa terpatri abadi sepanjang masa, karena masing-masing hari sudah terwakili oleh tujuh orang pelukis andal ini," kata dia.

Lebih lanjut ia menjelaskan live painting seperti yang dilakukan selama pementasan "Nuwur Kukuwung Ranu" ini bukan sekadar melukis pemandangan yang terlihat secara wadag semata, sebab perupa juga menyerap energi, spirit, dan konsep pegelaran yang sedang berlangsung dalam karya seni lukis.

"Pada praktiknya, ini jadi satu dengan Nuwur Kukuwung Ranu, sehingga ada penghayatan spirit, energi dan keindahan selama pementasan," ucapnya.

Selain tujuh orang pelukis kenamaan tersebut, melukis langsung ini juga diikuti pelukis cilik, "Suriabumi Santipurna" alias Bolo. Ia tampak menggambar ruang rupa yang menampilkan ikon naga dan beberapa perwakan tubuh.

Adapun ketujuh lukisan yang dihasilkan dalan kegiatan tersebut nantinya akan dilelang. Hasil lelangan akan digunakan dalam program pelestarian lingkungan. jpd/oka

Editor: E. Ariana

Related Stories